Orang itu memang terkenal doyan cewek, dan beberapa orang cewek yang bekerja di kantor juga sudah menjadi mangsa dia. Dari segi umur harusnya dia sudah cukup umur, yang pasti diantara 40-50 tahun, namun demikian badannya masih tegap kokoh karena memang rajin berolah raga. Namun yang sedikit merisaukan hatiku adalah sang perempuan, dari desah dan rintihannya suaranya sangat familiar dengan telingaku, suara yang membuat hatiku selalu berbunga-bunga bila mendengarnya walaupun
hanya di telepon. Suara itu .. Penasaran aku mendorong pintu itu sedikit lagi, kini mataku benar-benar bisa melihat apa yang sedang terjadi didalamnya. Ternyata memang benar, perempuan itu adalah Wina .
Gadis cantik yang membuatku tergila-gila padanya. Gadis yang sudah 3 bulan terakhir ini terlibat permainan asmara denganku. Memang dirinya bukanlah kekasihku . Karena dia toh sudah memiliki pacar yang alim itu . Namun beberapa minggu terakhir ini memang kita sudah terlibat permainan yang sangat dalam, sudah belasan kali dia kugauli setiap ada kesempatan. Dan setiap kali itu pula dia yang paling bisa membangkitkan gairahku sampai bangkit berkali-kali. Penampilan gadis itu sebenarnya tidaklah terlalu menyolok, tinggi sedang sekitar 165cm, berkulit kuning langsat layaknya gadis keturunan cina pada umumnya, wajahnya oval dengan mata yang bulat, tidak seperti layaknya gadis-gadis keturunan umumnya yang bemata sipit, mungkin karena ia mengenakan kacamata minus.
Hidungnga mancung dengan bibir mungil kemerahan. Rambutnya lurus hitam panjang sedikit dibawah punggung dengan poni tebal menutupi dahinya yang kecil. Namun ketika turun ke dada, payudaranya bentuknya sangat indah, tidak besar namun memiliki bulatan yang sangat bagus dan mancung kedepan sehingga jika berjalan selalu berguncang-guncang dengan segar. Putting susunya agak sedikit mendongak keatas mengikuti bentuk kerucut payudaranya, dengan aerola yang bulat cokelat muda kemerahan dan akan membengkak dan keras ketika dirangsang, mencuatkan putting susunya yang mungil makin runcing keatas. Turun kearah perut kurva itu begitu sempurna dan rata dan pinggangnya yang ramping serta memiliki pantat yang sangat sekal tidak besar namun bulat padat dan sedikit meninggi, didepannya dipangkal pahanya bukit kewanitannya tertutup rambut hitam yang tidak begitu lebat, sehingga tidak mampu menutupi bibir indah yang ada dibaliknya. Membayangkan tubuhnya yang telanjang saja kejantananku bisa meronta-ronta dibalik celana dalamku, sehingga aku semakin terobsesi terhadap dirinya. Aku tahu gadis itu tidak perawan lagi ketika pertama kali aku gauli, Sialan .. hanya selisih beberapa minggu setelah dia di perawani pacaranya. Namun aku tak perduli, sejauh aku bisa sering-sering bersama dengan dirinya aku merasakan kepuasan yang sangat dalam bahkan sering kali aku merasa cemburu setiap tahu dia sedang bersama pacarnya, walaupun aku tahu aku tidak berhak apa-apa terhadap dirinya, bahwa dia mau aku gauli itupun sebenarnya sudah bagus . Entahlah .
Mungkin aku sudah mulai jatuh cinta padanya??? Aku sempat mengusap mataku beberapa kali dan berharap seandainya apa yang aku saksikan didepan mataku itu salah, namun tetap saja apa yang kulihat memang tidak berubah, gadis itu memang Wina adanya, dan kelihatannya dia pasrah saja diperlakukan seperti itu oleh Mr. Park. Saking asyiknya sepasang manusia itu sehingga mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengintip dibalik pintu kamar yang sedikit terbuka. Diatas ranjang ukuran King Size, Wina sedang berbaring telentang, kepalanya berada diatas bantal besar dan kedua belah kakinya mengangkang lebar membiarkan kepala Mr. Park berada di antara kaki itu, wajah lelaki itu nampak rapat menelungkup di pangkal pahanya dengan mulut dan lidah yang menempel dibibir vaginanya. dia sedang menerima jilatan dari laki laki itu dengan ganasnya, terlihat tubuh Wina menggeliat dan mendesah nikmat. Mereka sepertinya tak mengetahui kehadiran orang ketiga disitu, Mata Wina terpejam sambil sebelah tangannya meremas kepala yang sedang merengsek pangkal pahanya itu. Mr Park yang berlutut masih mengenakan celana dalam menjilati vagina Wina, entah sudah berapa lama mereka melakukannya, yang jelas belum terlalu lama karena BH nylon berenda warna putih yang membalut bagian tubuhnya yang atas belum juga terbuka, masih menutupi buah dadanya yang montok. Hanya saja tali BH-nya yang kanan sudah melorot sehingga payudaranya yang kanan menyembul memperlihatkan putting susunya yang merah kecoklatan. Putting susu itu sudah membengkak dengan putting susunya yang mencuat keras menantang tanda bahwa gadis itupun sudah sangat terangsang gairahnya. Kedua belah tangan lelaki itu berada di antara pangkal paha si gadis dan dengan kedua buah ibu jarinya ia menarik kedua belah bibir vagina itu kearah yang berlawanan sehingga liang itu menganga lebar memperlihatkan bagian dalamnya yang sudah penuh cairan bening dan bibir labia mayoranya yang tidak begitu bergelambir berwarna merah muda kecokelatan. Kedua bibir itu makin menyempit dan bertemu menjadi satu dan sedikit dibawahnya nampak bulatan daging kecil sedikit lebih kecil dari kacang tanah yang juga berwarna merah muda yang segera disambut dengan sapuan lidah kasap lelaki itu, hingga membuat tubuh si gadis menggelinjang setiap kali lidah itu mempermainkannya. Lidah Mr Park juga bergerak naik turun menjilati bibir labia majora si gadis dari bawah keatas, sesekali menyelinap masuk diantaranya dan kemudian kembali mendarat di clitorisnya. Sementara ibu jarinyapun bermain mengelus-elus pinggiran daging bibir vagina itu. Dan ketika Mr Park merasa jarinya sudah basah kuyup dengan cairan kental dan bening itu, ia mulai memasukan jari telunjuknya dengan perlahan kedalam, semula satu jari sebentar bermain disitu, kemudian menjadi jari telunjuk dan jari tengah. Masuk dan menekan bagian dinding atas vagina si gadis sedikit didalam dan didaerah dibawah klitorisnya. Wina menggelinjang hebat ketika kedua jari itu persis mengenai sesuatu didalam sana. �Aaaaahhhh ia merintih namun tetap saja kedua belah kakinya mengangkang lebar. Kini Mr Park menyudahi cumbuan diatas vagina si gadis dan menggantinya dengan kedua belah jarinya yang mengocok dengan gerakan tertetu yang selalu mengarah kedinding atas bagian dalam vagina Wina. Dan setiap kali gerakan setiap kali itu pula gadis itu merintih dan mengeluh tak berkesudahan. Gerakan tangan lelaki itu semakin lama semakin cepat, dan selalu berakhir pada daerah yang sama, bahkan makin lama gerakannya makin menggila seperti ingin menjebok kemaluan gadis itu dari dalam. Namun setiap kali itu pula si gadis merintih bahkan kini sudah mulai mem*kik dan mejerit jerit tak berkesudahan. �Aahh . Geli ���.. geli sekali ���..aduuuuuhhhhhhhhhhh!!!� Melihat Wina menjerit-jerit seperti disiksa birahi tak berkesudahan, Lelaki Korea itu bahkan kini makin mempercepat gerakannya, apalagi kini kedua belah jarinya terasa semakin basah kuyub tanda si gadis sebentar lagi akan didera siksaan yang makin hebat Bahkan kini terlihat cairan bening yang keluar dari selangkangan Wina mulai mucrat tak karuan akibat gerakan tangan lelaki tua itu. �aaaaaaaaaaaaaakkkkh dan ketika jeritan panjang gadis itu lepas dari mulunya maka saat itu pulalah dari liang kewanitaannya memucratkan cairan bening seperti air seni yang bukan main banyaknya dan muncrat sedemikian jauh dari tempat dimana ia terbaring. Sssssssssrrrrrrrrrrrr…….. seerrrr . Seeeerrrrrrrrrrrrrr. Diikuti kemudian dengan muncratan-muncratan kecil beberapa kali menyusul kemudian, membasahi lantai dan sprei tempat tidur disekelilingnya. Kemudian Mr. Park menghentikan gerakannya sambil kedua jarinya tetap berada didalam liang vagina si Gadis dan membiarkan gadis itu mengejang beberapa kali sebelum kemudian melemas dan terengah-engah Aaduuuhhhhhhhhhhh!� diapain saya koq bisa begini Si Gadis bertanya ditengah nafasnya yang terengah-engah �Nona Wina suka kah ?� tanya Mr Park setengah berbisik . Hhmmm ��.. ?� ia kembali mendehem menunggu jawaban si gadis yang masih berusaha mengatur nafasnya. �Oh �� luar biasa, rasanya Aku belum pernah seperti ini dengan yang lain Si gadis berkata terpatah-patah. �Bernar kah?� Gadis itu hanya mengangguk saja dalam keterengah-engahannya. Dari balik pintu akupun terkagum-kagum melihat adegan tadi, belum pernah aku berlaku seperti itu terhadap Wina bahkan dengan gadis-gadis yang lain. Memang Mr. Park pernah mengajarkan aku teknik seperti itu yang belum pernah berhasil aku praktekan dengan beberapa wanita teman tidurku. Bahkan dengan Wina aku tidak berani melakukannya, takut menyakitinya. Namun apa yang barusan aku saksikan ternyata membuyarkan semua ketakutanku, bahkan aku telah kecolongan kembali kini didahului Mr. Park dengan memberikan pengalaman pertama ejakulasi wanita pada diri gadis itu. Perasaan cemburu, kecewa, marah, benci berkecamuk di kepalaku, tapi anehnya bukannya menghentikan mereka tapi aku justru menikmatinya, perlahan perasaan perasaan itu berubah menjadi nafsu, gairah dan kurasaka sensasi yang aneh, yang jelas aku mulai menikmati melihat mereka bercinta. Kejantananku perlahan menegang dari balik celanaku, lidah laki laki itu mulai menyusuri perut Wina, tangannya sudah meremas buah dadanya yang sebelah kiri yang masih terbungkus cup 34C nya tanpa tergesa-gesa melucutinya. Aku masih berdiri terbengong di pintu, tak tahu harus berbuat apa, tanpa kusadari tanganku sudah meremas kejantananku yang makin menegang. Ada sensasi aneh yang menjalar di batang kejantananku ini, membuatku makin pensaran untuk menyaksikan adegan selanjutnya. Pria itu kemudian mulai beringsut naik menindih tubuh Wina, mereka berciuman, saling mengulum lidah masing-masing, saling melumat setiap bagian bibir tanpa melewatkannya satu sentipun, lidah mereka dengan liar saling menggapai saling menjilat bertemu satu sama lain didalam mulut lawannya. Sesekali Mr. Park mengalihkan ciuman mautnya itu ke leher, dagu terus merayap ke daerah di belakang telinga, bahkan lidahnya dengan ahlinya menjilati liang telinga si Gadis dam membuatnya melenguh lirih, ciumannya terus merambat balik lagi ke dagu, turun ke leher merayapi leher si gadis dan turun ke pundak sebelah kanan. Dan ketika Mr. Park menggigit pelan pudak putih mulus itu si Gadis tak kuasa menahan hasratnya dan mendesis lirih sambil meremas rambut lelaki itu sambil membalas cumbuannya dengan menciumi pelipis dan telinga Mr. Park ditingkahi dengan sapuan lidahnya yang menjilat apa saja yang bisa ia jilat. Aku sungguh kagum pada lelaki itu, ia sungguh berpengalaman dalam membangkitkan gairah si gadis dengan tampa tergesa-gesa ia melakukan semuanya, dan dengan sabar menunggu gairah si gadis untuk naik perlahan-lahan. Ini terbukti ketika wajah lelaki itu turun kearah dada si gadis, ia dengan sabar tidak segera menjatuhkan ciumannya diatas pucuk payudara Wina, seperti yang selama ini aku lakukan, tetapi memberikan ciuman-ciuman ringan disekitar pangkal bukit payudara si gadis melingkar mengikuti bentuk bulatannya dengan perlahan-lahan naik keatas, dan ketika sampai di puncaknya, mulutnya sengaja menghindari putting susunya dan hanya menyerempetkan ujung bibirnya ke putting susunya, melewatinya untuk kemudian menberikan ciuman di bongkahan sisi payudara sigadis, dan memberikan cupangan yang dalam sehingga membuat si gadis melenguh galau. Demikian dibuatnya beberapa kali hingga si gadis tidak tahan lagi dan meremas payudaranya sendiri sehingga membuat putting susunya kian mencuat runcing sambil menarik kepala lelaki itu ke arah putting susunya. Dan ketika itulah baru Mr. Park menjatuhkan cumbuan finalnya kepada putting susu Wina dengan melumat putting susu itu, menyedotnya dan mempermainkannya. Mulutnya sedemikian ahlinya sampai seakan-akan ia bisa mengunyah putting susu itu didalamnya. Tubuh si gadis melengkung mengikuti sedotan mulut Mr. Park dan dengan reflek tanggannya mendekap kepala yang sedang menempel di pucuk payudaranya itu, namun sedetik kemudian ia meronta dan melepaskan kepala itu dari dadanya. Ia merintihOohhhhhhh Mr. Park . diapain dada saya sambil mendesis Lelaki itu tidak menjawab, hanya tersenyum saja sambil tangannya meremas-remas payudara itu. Lalu kembali menjatuhkan cumbuannya kepada putting susu gadis itu sehingga membuatnya makin mengelinjang dan mendesis desis. Dan kembali gadis itu tidak tahan terhadap cumbuan Mr. park dan mendorong kepala lelaki itu menjauhi payudaranya, namun untuk kemudian menariknya dan membenamkannya kembali diatas dadanya yang menggiurkan itu. Demikian terjadi sampai beberapa kali dimana wajah Mr. Park tidak saja menjelajah di atas payudara kanannya yang memang sudah terbuka, namun juga meringsek ke arah buah dadanya yang sebelah kiri yang masih tertutup cup-BH dan menyibakkan cup-nya sehingga kini buah dadanya yang kiripun menyembul tanpa penghalang dari baliknya. Kini kedua belah payudara itu menjadi sasaran tidak saja mulut tetapi juga kedua belah tangan laki-laki itu ikut meremasi bongkahan ranum itu, Jika mulutnya sedang sibuk dengan payudara kirinya, maka telapak tangannya dengan aktif akan meremas-remas payudara kanannya sambil sesekali menjentik, memilin bahkan mencubit pelan putting susunya. Demikian juga sebaliknya, jika mulutnya bergerak ke sebelah kanan, maka payudara kirinyalah yang menjadi sasaran untuk dipermainkan oleh a tangan yang satunya lagi. Lama kelamaan si gadis tidak tahan, ia mengelinjang meronta untuk melepaskan diri dari tindihan tubuh lelaki Korea itu, untuk kemudian berguling dan menindihinya dari atas.menciumi dada bidang pria itu, ciumannya terus turun hingga bawah perut, bahkan kini tangan Wina dengan tidak sabaran mulai melepas celana dalam lelaki itu dan menggapai kejantanan yang nongol dari baliknya. Menakjubkan, benda itu belum juga berdiri tegar sudah terlihat mulai membesar tetapi belum mencapai ukuran maksimal, tanda bahwa Mr. Park masih bisa mengendalikan gairahnya, Gadis itu segera menjatuhkan ciumannya ke pangkalnya sambil tangannya meremas buah pelirnya dengan perlahan, ciumannya merayap naik sampai ke pucuk sebelum ia membuka mulut untuk kemudian melahap benda itu bulat-bulat sehingga masuk sempurna kedala mulutnya dan disedotnya benda itu sambil perlahan-lahan dilepaskannya kembali. Demikian berkali kali sehingga dengan perlahan benda itu bangkit mengeras dan membesar didalam mulut si gadis. Wina baru berhenti ketika mulutnya tanpa sadar sudah tidak muat lagi untuk mengulum total benda itu dan hanya mampu membenamkan 2/3 dari total panjang batang yang sekarang sudah mengeras itu. Kejantanan Mr. Park rupanya tidak luar biasa ukurannya, hanya saja diameternya memang agak gemuk. Kuperhatikan panjangnya mungkin sekitar 15 cm saja tetapi memiliki diameter yang lebih besar dan kepala penis yang besar pula. Mulut mungil Wina terus mengulum dan memepermainkannya, penis itu meluncur keluar masuk mulutnya, hidung Wina terkadang menyentuh rambut pubic pria itu, sesekali Wina mempermainkan kepala dan batang penis dengan lidahnya, dijilatinya dari ujung hingga pangkal, begitu pandainya dia mamainkan irama, pria itu mendesis desis dalam kenikmatan kuluman sang Wina. Ketika Wina mengulum pria itu, posisi tubuhnya nungging membelakangiku hingga terlihat bibir vaginanya yang sudah sangat basah seolah mengundang menantang. Dengan penuh gairah Wina mengocok penis pria itu, hanya desis kenikmatan keluar dari mulutnya sambil tangannya memegang kepala Wina dan menekan untuk lebih dalam memasukkan penisnya. Kepala Wina terus bergerak naik-turun seirama menstimulasi gerakan senggama kepada batang penis yang sudah sangat tegang dan keras didalam mulutnya yang menghisap kuat-kuat. Nampak kedua pipi gadis itu sampai kempot setiap kali batang itu meluncur masuk jauh kedalam mulutnya yang mungil.
**Tamat**
Baca Juga Cerita Hot Terbaru kami lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar