Saya
benar- benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di
kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat
lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Ani. Saya yang baru memasuki
dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu
menggebu- gebu nafsu birahiku.
Tapi saya hanya punya pikiran dan
perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan
berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang
pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan
ganteng. Yaa. . itu sih menurut teman-temanku. Waktu perkuliahan pun
terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani
ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja,
ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi
cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di
Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat
waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata
dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu
tetapi statusnya masih resmi pacaran. Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu.
Waduh
pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak
satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat
menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh. . membuat kemaluan saya
berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang.
Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut
yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis
dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek
ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab,
tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal
kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa. .
tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ani, Dia pun
sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi,
mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin
main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum
pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus
memaksa saya.
Suatu hari
di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk
mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah
selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan
Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat
tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu
hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan
rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan
Sellfing cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada
Sellfing curiga atau hal apapun, yang penting tidak Sellfing merugikan
satu sama lain. Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong,
ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke kamar saya
dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan
ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, “Ted panas yaah hawa di
Bandung sekarang ini. “”Iya nih!” sambil kubawakan minuman dingin yang
sangat sejuk sekali. “Ted. . boleh nggak saya buka baju, kamu jangan
malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh. .
“Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan
jantungku. “Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku?”
bantahku.
Tapi kan
dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya
keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan
ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun. . pakaian dalam sih pakaian
dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan
puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering
memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun
berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa
sedang panas- panasnya. “Ayo sekarang kamu mau curhat lagi?” kataku.
“Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia
setuju untuk resmi putus. “”Ya udah. . abis gimana lagi”, katanya. Dalam
hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih,
karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit
menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho
anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku.
Ketika
kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya
dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan
lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang
ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan
yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah
dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah
dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting
yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat
di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah
kuat, “Ssstthh ha. . hah. . aahh. . okhs Ted, bagus Ted, eenakk”,
suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya
telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi. “Apa
kamu sering melakukan ini sama pacar kamu?” kataku. “Iya Ted, tapi nggak
sering. . aaksshh. . ” kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya
ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus- elus sambil lidahku menjilat
putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan
ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya
pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.
Oh iya,
kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan
kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika
kubuka CD-nya, yes. . dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit,
dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral
sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya
mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari
sofa dan menghisap batang kemaluanku, “Aaakshh. . hsstt oks!” dia
menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang
dan dikocoknya. “Waduuhh. . enak sekalii akkhhss. . ” aliran-aliran
darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke
liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian. . “Ted,
kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek
enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang”, katanya
sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku
semakin tidak kuat saja. Langsung
saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang
enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun
merintih-rintih kecil, “Uwuuhh oo. . sstt akhs. . akhs. . akhs. . oohh
aahh. . sstth”, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin
jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati
jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai.
Di situ
kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di
sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke
lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk
bicara. “An, kamu masih perawan nggak?””Iya. . aksshh. . sstt. . sstt
aakhs”, katanya. Ternyata dugaanku benar. “Tapi sama pacar kamu
itu?””Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja”, kata Ani. “Tapi Ted,
gimana kalau kita ini sekarang. . ” dia tidak melanjutkan
pembicaraannya. “Okh. . ookh. . okh. . sstt. . ” dia mencoba untuk
memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan
tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang
kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang
kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan
kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan. . “Ooohh aakksshh. .
ahh. . ah. . aahh. . oohh. . sset”, dia merintih- rintih. Aku terus
menggenjot dia. “Ted, ternyata pedih juga, aahh!” katanya. “Tapi
teruskan saja Ted. . “. Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga,
tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih
tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, “Ookkhhss. . sstt, aduh
nikmatnya”, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku
dan yes. . semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada
tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.
“Ssstt. .
sstt. . ” desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh
kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya
konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku
masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani,
tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga.
“Assh. . asshh. . aakss. . oohh. . aksh. . sstt”, dia menjerit- jerit
tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang
keluarga. Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran. “Terus Ted,
aduhh Ted kok enak sih. . aakss ssttss. . ” katanya sambil merem melek
matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat
lidahnya. “Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih!” kataku. “Uuhhss
sstt jangan dulu dong Ted. . bentar lagi aja”, katanya. Tapi memang
saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata. . “Sss oohh akkhhss. .
oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja”,
sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan. . “Creett. . cret. . cret.
. crret” dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan
sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun
menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi
ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.
Kami
berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih
telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis.
Bangun-bangun sudah hampir jam 19. 00, kami pun bergegas berpakaian dan
aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia
juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan.
Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di
Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton
apa. Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di
rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada
masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang,
ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia
tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada
Ani. Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan,
minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol
lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur
sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua. sejak
saat itulah kami resmi berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami
melakukan perbuatan “nikmat” seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.
Baca cerita hot terbaru kami lainnya :
*** Tamat ***
Baca cerita hot terbaru kami lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar