src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js" type="text/javascript">

Jumat, 28 Agustus 2015

TIPS MENIDURKAN BAYI: Jangan Biasakan Tidur Digendong

Inilah tips-tips yang dapat kami sajikan untuk Anda (orangtua) yang sedang dilanda stress menidurkan sang buah hati…
 
5 Metode menidurkan bayi agar orangtua dapat tidur dengan nyenyak. Apapun cara yang dipilih jangan abaikan kebutuhan rasa aman pada bayi.
Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa sering terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Manfaatnya juga bisa dirasakan ibu dan ayah. Kualitas tidur orangtua bisa lebih baik jika bayi bisa tidur pulas sepanjang malam. Aktivitas dari pagi hingga sore hari pun bisa dijalani dengan lancar.
Masalahnya,
bayi sering terbangun di malam hari bukan lantaran lapar atau gangguan lain, tetapi seperti diungkapkan Siobhan Stirling dalam bukunya Sleep, sebagian besar bayi terbangun di tengah malam karena perubahan fase tidur, dari tidur lelap ke tidur ringan.
Tidur ringan atau tidur REM (rapid eye movement) merupakan kondisi tidur dengan ciri-ciri antara lain, napas tidak teratur, tubuh cenderung tegang, dan bola mata bergerak-gerak di bawah kelopak mata. Dalam kondisi ini, bayi mudah terbangun dari tidurnya. Tidur jenis ini dialami bayi sejak berusia 6-7 bulan dalam kandungan. Sebagian besar bayi normal tidur dalam keadaan REM.
Sebaliknya, tidur nyenyak atau non-REM ditandai dengan keadaan sangat santai, relaks, berbaring tenang dengan detak jantung dan tarikan napas yang teratur, dan hampir tidak ber-mimpi. Sulit membangunkan bayi dalam fase tidur ini.
Bayi akan mengalami perubahan fase tidur dari REM ke non-REM. Bayi yang baru lahir, misalnya, begitu tertidur akan memasuki fase REM, tapi 20 me-nit berikutnya mengalami fase tidur non-REM. Terbangun saat perpindahan fase adalah hal biasa. Saat terbangun, mungkin bayi akan menangis dan mencari sang ibu. Tak jarang, ibu lantas menyusui atau menggendong bayi berkali-kali yang tentu saja mengganggu kualitas tidurnya. Tiap beberapa jam, ibu atau ayah harus terbangun dan menenangkan sang bayi.

PILIH CARA YANG PALING SESUAI
Jika si bayi sering terbangun di tengah malam dan orangtua merasa kualitas tidurnya menurun, ada baiknya untuk mengajari bayi tidur. Sebenarnya ia bisa menenangkan diri sendiri dan kembali tertidur pulas setelah terjaga sejenak. Pilihlah metode yang paling sesuai dengan Anda dan si kecil seperti ditawarkan Stirling berikut ini:
1. BERSIKAP DINGIN
Metode ini merupakan metode “paling kejam”. Tetapi seperti janji Stirling, metode inilah yang paling jitu. Orangtua bisa mera-sakan efeknya dalam waktu tiga hari. Caranya dengan meletakkan bayi di tempat tidur. Setelah mengucapkan selamat tidur padanya, tinggal saja sampai ia tertidur dengan sendirinya.
Sebagian besar bayi akan menangis begitu orangtua menghilang dari pandangannya. Tapi lama-lama, karena tidak mendapat respons, bayi akan menyerah dan akhirnya tertidur. Mungkin saja bayi akan menangis lama. Terus terang, metode ini sangat keras dan menjadi pilihan yang sangat sulit bagi orangtua.
* Tip agar berhasil:
– Sebelum memulai metode ini, bayi harus aman dan nyaman. Perhatikan keadaan tempat tidurnya, pakaian, popok, dan perlengkapan lain.
– Kemauan, kesabaran, dan keteguhan adalah resep sukses metode ini.
– Kalau perlu, jelaskan pada tetangga mengapa si kecil sering menangis selama beberapa malam.
– Kuatkan tekad. Jika orangtua menyerah, bayi akan menjadikan tangisan sebagai senjata untuk memaksakan kehendak.
* Komentar pakar:
Tri Novida, Psi. menjelaskan, metode ini cukup berisiko. Bayi bisa saja menangis berjam-jam karena merasa tidak aman. Gangguan seperti gumoh, muntah, kolik, dan tersedak bisa membuatnya semakin tak nyaman bahkan menyakitkan. Selain itu, pada bayi-bayi tertentu, tindakan ini dirasakan sebagai pengabaian dan ia sulit mendapatkan rasa aman. Sangat mungkin anak kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang “tegaan”, selain membuatnya menjadi sosok penakut. Metode ini juga mengharuskan bayi memiliki kamar sendiri.
2. KENDALIKAN TANGISAN
Metode ini banyak digunakan orangtua di banyak negara dan cukup efektif menenangkan bayi setelah beberapa malam. Prinsipnya hampir sama dengan metode kesatu, yaitu biarkan bayi menangis. Bayi pun akan menyerah dan akhirnya tertidur. Bedanya, metode ini memberikan waktu jeda yang diperpanjang secara berangsur-angsur. Sebelum memulainya, orangtua bisa memutuskan berapa lama anak akan dibiarkan menangis, minimal satu menit. Setelah meletakkannya di tempat tidur, ucapkan selamat malam dan tinggalkan si kecil. Jika bayi tetap terjaga, kembalilah dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, misalnya 5 menit. Setelah bayi ditenangkan, tinggalkan lagi dan kembali dalam waktu yang lebih lama, begitu seterusnya hingga orangtua bisa meninggalkan bayi paling lama 20 menit.
Lakukan hal itu pada malam berikutnya. Secara perlahan tingkatkan jeda waktu sebelum memeriksa keadaan bayi. Misalnya, jangan kembali menengok si kecil sebelum 10 menit berakhir, lalu perpanjang waktunya hingga maksimal 25 menit. Pada malam ketiga, setelah 15 menit ibu baru bisa menengok bayi di boksnya, kemudian jeda diperpanjang menjadi 30 menit, dan seterusnya.
* Tip agar berhasil
– Lakukan 4 rutinitas pendukung agar bayi tenang (lihat boks).
– Gunakan jam atau stopwatch untuk memantau waktu jeda sebelum memeriksa kamar bayi dengan akurat.
– Agar Anda sendiri tidak gelisah, coba lakukan aktivitas menyenangkan saat menunggu waktu jeda.
– Jangan kembali jika bayi sudah terlihat tenang. Kedatangan orangtua hanya memancing bayi menangis kembali.
* Komentar pakar:
Meski lebih lembut dari metode pertama, cara ini mungkin tidak efektif, terutama bagi bayi-bayi berkarakter keras. Bayi juga bisa merasa dipermainkan perasaannya. Untuk si kecil dengan karakter yang lebih kooperatif, cara ini bisa dicoba. Kelebihannya, anak bisa belajar berpisah dari orangtua terutama ibunya tanpa kehilangan kedekatan emosi.

3. MEMBUJUK BERULANG

Ini metode terbaik bagi orangtua yang tidak bisa atau tidak tega membiarkan bayinya menangis. Yakinkan si kecil, bahwa Anda selalu berada di dekatnya dan mintalah dia untuk tidur. Penerapannya sebagai berikut: ucapkan kata-kata khusus pengantar tidur, lalu berjalanlah menjauh (bisa ke luar kamar). Bayi mungkin akan menangis. Jika itu terjadi kembalilah dan ucapkan kata pengantar tidur, lalu tinggalkan. Ulangi langkah-langkah itu sampai bayi tertidur.
* Tip agar berhasil:
– Lakukan 4 rutinitas pendukung agar bayi tenang (lihat boks)
– Jangan melakukan kontak mata atau mengubah suara menjadi lebih membujuk.
Metode ini, memerlukan waktu lama pada dua malam pertama. Tetapi orangtua harus tenang dan jangan terpengaruh. Selain itu, metode ini membutuhkan stamina yang tinggi dari orangtua, karena harus bolak-balik menenangkan.
* Komentar pakar:
“Metode ini lebih lembut dan manusiawi,” ungkap Tri. Ibu bisa mengontrol bayinya dengan lebih mudah. Rasa aman bayi juga terjaga karena masih bisa melihat ibu, meski agak berjauhan. Tempat tidur orangtua dan boks bayi bisa berada di dalam satu kamar.
4. BERI CIUMAN
Setelah meletakkan bayi di tempat tidur, ucapkan kata pengantar tidur dan berikan ciuman. Berjanjilah untuk kembali lagi dan memberinya ciuman. Mundurlah beberapa langkah sebelum memberikan ciuman kedua. Jika bayi bergerak-gerak minta digendong atau menangis, jangan menegurnya, tetapi baringkan kembali dan berikan ciuman perpisahan. Setelah beberapa hari, kita akan tahu jumlah ciuman dan waktu yang dibutuhkan.
* Tip agar berhasil:
– Jangan beri hadiah selain ciuman, seperti pelukan, percakapan, dan susu.
– Tegaskan, si bayi akan mendapat ciuman jika tetap berbaring.
– Jangan beri ciuman jika bayi sudah tertidur, karena bisa membangunkannya.
* Komentar pakar:
Cara ini juga bisa dicoba. Anak merasa diperhatikan dan dicintai. Ketika rasa amannya sudah tumbuh, kebutuhan diciumi supaya bisa tidur akan berkurang. Ia bisa menenangkan diri sendiri jika terbangun.
5. MUNDUR PERLAHAN
Baringkan si kecil, kemudian duduklah di sampingnya sampai ia tertidur. Di minggu-minggu berikut, perlahan-lahan berpindahlah sedikit lebih jauh dari tempat tidurnya, sampai akhirnya Anda tidak mesti berada di dalam kamar saat bayi tertidur. Ia mungkin akan menolak setiap kali orangtua bergeser dari sisi tempat tidur. Jika ibu tetap tenang dan tegas, penolakan tersebut akan berakhir hanya dalam waktu satu atau dua malam.
* Tip agar berhasil:
– Jangan lakukan kontak mata atau kegiatan apa pun dengan bayi. Bacalah buku agar dia sulit menarik perhatian Anda.
– Anda hanya bisa menjauh jika bayi telah terbiasa dengan posisi sebelumnya.
– Sesuaikan kecepatan berpindah dengan kemampuan bayi mengatasinya. Jika ia begitu cemas melihat “perpindahan” Anda, maka bergeserlah sedikit saja. Sebaliknya, jika ia tidak terganggu, Anda bisa mempercepat penarikan diri.
* Komentar pakar:
Metode ini bisa memakan waktu lama dan menguras stamina. Cocok bagi ibu yang tidak lelah. Kedekatan emosi, rasa aman, dan perasaan dicintai masih bisa dirasakan bayi.
Lima metode di atas bisa diterapkan sedini mungkin, meski ada orangtua yang baru menerapkannya setelah bayi berumur 3 bulan ke atas. Jadi, orangtualah yang paling tahu kapan harus memulainya. Satu hal yang pasti, apa pun metode yang diterapkan jangan pernah menyerah.

5 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Tri mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum bayi tertidur, di antaranya:
1. BERI MAKANAN/MINUMAN YANG CUKUP
Banyak bayi sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur. Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, si kecil tidak lagi sering terbangun di tengah malam. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari kesehatan gigi, kebiasaan memberikan susu di malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul (sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI eksklusif). Sebagai gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau tenangkan bayi agar tidur kembali.
2. PEMILIHAN BAJU YANG TEPAT
Pilihlah baju untuk tidur yang nyaman. Sesuaikan ukurannya dengan tubuh bayi. Jangan terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil yang dapat membuatnya sesak. Pilih yang bahannya lembut. Baju tidur yang nyaman membantu bayi terlelap semalaman.
3. BERSIHKAN BADAN
Tubuh lengket karena keringat dan kotor sehabis makan dan bermain gampang membuat kulit bayi gatal-gatal yang mengganggu tidurnya. Sebaiknya, seka tubuh bayi dengan waslap basah sebelum tidur. Kalau perlu sapukan bedak ke lipatan kulitnya dan oleskan minyak telon di perut dan punggungnya. Cara itu bisa membuat bayi nyaman dan cepat tertidur.
4. ATUR KAMAR DAN RUANGAN
Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur. Ini meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Anda bisa meletakkan boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang orangtua atau di kamar tersendiri. Masing-masing pilihan ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika bayi sering gelisah dan terbangun dari tidur, ganjal sisi tubuhnya dengan bantal kecil atau buntalan selimut (bisa juga handuk lembut) sehingga bayi merasa ada yang menjaganya. Hindarkan juga suara bising yang membuatnya mudah terjaga.
Jangan gunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa membuatnya sesak. Nyamuk memang sering membuat bayi tidak nyenyak tidur. Pakailah kelambu yang bisa melindungi bayi dari serangan nyamuk.
5. BUANG AIR SEBELUM TIDUR
Celana basah dan kotor bisa mengganggu tidur bayi. Karena itu, usahakan agar bayi buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) sebelum tidur. Memang, ini tidak menjamin bayi tidak BAB dan BAK di waktu malam, karena sering tidaknya bayi buang air dipengaruhi asupan minuman dan makanan, juga beragam faktor lain. Tapi setidaknya, bayi terbiasa mengatur jam biologisnya, termasuk untuk BAB dan BAK. Nah, agar bayi bisa tetap “kering” jangan biasakan memberinya susu jika ia bangun malam atau gunakan pospak. Kebutuhan nutrisi bayi 6 bulan ke atas sebaiknya dipenuhi pada pagi hingga 1-2 jam sebelum tidur malam saja.4 RUTINITAS PENDUKUNG
Agar bayi dapat tidur teratur dan lelap, Tri yang berpraktik di Aditya Medical Center Jakarta menganjurkan para orantua untuk melakukan beberapa rutinitas. Pilihlah cara yang paling cocok dengan bayi Anda.
1. MENDONGENG
Dongeng dapat membuat bayi cepat terlelap. Pilihlah buku dongeng yang lucu, menarik, dan singkat. Bacakan secara lembut dan berulang-ulang. Tapi asal tahu saja, tidak semua bayi bisa menikmati cerita. Efektivitas cara ini juga sangat bergantung pada kemampuan orangtua mendongeng. Jika bayi kelihatan tidak tertarik jangan dipaksakan. Ganti dengan buku yang gambarnya lebih menarik, tidak terlalu banyak detail, atau cari cara lain yang lebih efektif.
Didongengkan kisah Rosulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, kisah-kisah para pendahulu kita yang sholeh (sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, ulama-ulama sholeh, dll), yang jelas kisah yang nyata & baik sbg tauladan untuk buah hati kita, sekaligus mengingatkan kita juga. Tentunya… kita harus pandai2 mendongengkannya ya agar menarik. Ehmm… sebuah kegiatan yang menantang ^^
2. BERNYANYILAH DAN BISIKKAN KATA-KATA MESRA
Lengkapi dongeng dengan nyanyian Nina Bobo atau lagu lain sejenis yang mampu menenangkan bayi. Begitu juga kata-kata penuh rasa sayang yang diucapkan sayup-sayup dan lembut. Semua itu bisa membuat bayi tenang. Ulangi kata-kata tersebut setiap kali meletakkan bayi di tempat tidur. Ketenangan merupakan kunci bayi tidur pulas.
3. SETEL MUSIK PENGANTAR TIDUR
Musik yang indah akan membuai bayi dengan cepat, terlebih jika ibu sudah terbiasa memperdengarkan musik sejak bayi masih dalam kandungan. Beberapa bayi berhasil ditenangkan dengan cara-cara ini. Cobalah, karena musik juga memberikan efek terapi yang dapat merangsang perkembangan otak bayi.
Didengerin ayat-ayat Al-Qur’an aja kali ya… jadi mengenalkannya dengan ayat-ayat cinta dari Allah sedini mungkin, apalagi kl selama di dalam kandungan dah sering didengerin, berharap jadi anak sholeh/ sholehah. Aamiin…
4. CIPTAKAN POLA HIDUP TERATUR DAN HINDARI STRES
Rutinitas yang dilakukan bayi sejak bangun tidur hingga menjelang tidur kembali (mandi, makan, main, buang air, membersihkan gigi dan mulut, mendengarkan dongeng, dan sebagainya) membantunya menemukan ritme kehidupan. Ritme teratur membuat bayi mampu melakukan antisipasi terhadap situasi sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh kestabilan emosi. Kestabilan ini sangat memengaruhi kualitas tidur bayi.
Kondisi psikis ibu juga sangat memengaruhi emosi bayi. Ibu yang stres akan memancarkan energi negatif pada bayinya sehingga ia ikut-ikutan cemas. Kecemasan jelas berpengaruh pada kualitas tidur bayi. Karena itu, agar bayi bisa tenang ibu juga mesti menjaga kondisi mentalnya supaya tetap stabil.
Ehmm… pilih metode yang mana ya??? Moga bs dipraktekkan dan ga perlu menidurkan bayi dengan digendong atau diayun. Be the best mother for our children, insya Allah…
***********
***********
Hati-hati, lo, membiasakan bayi tidur dalam gendongan atau diayun. Soalnya, ia kelak tak punya percaya diri.
Tidur dalam gendongan atau ayunan, pastilah amat nyaman dan menyenangkan. Makanya si kecil jadi lelap dan mudah tidur. Itu sebabnya, banyak ibu suka menidurkan bayinya dengan cara digendong atau diayun.
Padahal, sebenarnya para ibu tak perlu “bersusah-payah” seperti itu. Seperti dikatakan dr. Kishore R.J., Sp.A., “Mau tak mau, bayi akan tidur dengan sendirinya, kok, tanpa harus digendong atau diayun.” Sebab, jelas, dokter spesialis anak dari RSIA Hermina Podomoro ini, tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, termasuk bayi.
JADI TAK PERCAYA DIRI
Justru kalau si bayi biasa digendong atau diayun kala hendak tidur, menurut Kishore, bisa-bisa ia jadi tergantung. “Kalau nggak digendong atau diayun, ia akan rewel, tidak mau tidur.”
Memang, diakui Kishore, cara-cara tersebut bisa membuat bayi lebih cepat tidur. Tapi di sisi lain, kita juga harus memikirkan dampak buruknya bagi si bayi. “Selain jadi tergantung, akibat lebih jauhnya pada pola pertumbuhan berikutnya adalah kepercayaan diri anak bisa hilang. Ia bisa jadi anak yang tak PD (percaya diri, Red.).”
Yang lebih berbahaya adalah bila ibu memiliki kebiasaan menidurkan bayi sambil menyusui. “Ini memang akan membuat bayi merasa aman dan nyaman. Tapi bahayanya kalau ibu ketiduran, entah karena capek atau mengantuk, hidung si bayi bisa tertindih tubuh ibu. Akibatnya ia tak bisa bernafas,” terang Kishore.
Jadi, anjur Kishore, jangan biasakan bayi tidur dengan cara dimanipulasi seperti diayun atau digendong. Biarkan bayi tidur secara alamiah. “Di rumah sakit pun, setelah lahir, ia bisa tidur sendiri tanpa diayun atau digendong, kok.” Nah, yang biasa terjadi, setelah satu minggu di rumah, kadang si ibu mengeluh, “Dok, anak saya susah tidur.” Menurut Kishore, itu disebabkan di rumah si bayi sudah biasa ditidurkan dengan digendong atau diayun.
TIDAK CAPEK
Yang harus dipahami, terang Kishore, bayi umumnya akan tidur sendiri bila ia sudah merasa kenyang, terutama pada bayi baru lahir. “Biasanya ini berlangsung sampai bayi berusia 2-3 bulan.”
Setelah usia 3 bulan, disamping perutnya tak lapar, bayi juga akan tidur sendiri bila ia sudah capek bermain. Jangan lupa, di usia ini bayi mulai memberi respon terhadap lingkungan sekitarnya. “Lingkungan merupakan barang baru baginya. Ia ingin menjelajah ke mana-mana.” Tapi kalau lingkungannya itu-itu saja, si bayi akan bosan dan ia pun jadi rewel. Apalagi jika ia sering digendong sehingga tak punya kesempatan untuk beraktivitas fisik. “Akibatnya, ia tak merasa capek, sehingga akan lebih sulit tidur,” tutur Kishore.
Mulai usia 6 bulan ke atas, lain lagi persoalannya. “Ada beberapa faktor yang bisa membuatnya susah tidur,” ujar Kishore. Di antaranya, pengalaman pada siang hari. Misal, sehabis jatuh atau muntah setelah makan sesuatu. “Ini akan membuat bayi trauma.” Contoh lain, bayi diajak bermain terlalu lama, “Sehingga ia masih terbayang. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, ia takut atau malah kembali minta diajak melakukan permainan yang sama.”
Penyebab lain, si bayi mungkin merasa takut ditinggal, terutama oleh ibu. Atau, seperti sudah diutarakan di atas, ia masih merasa lapar. “Semua itu mengganggu bayi sehingga membuatnya susah tidur,” tukas Kishore.
Selain itu ada pula masalah perubahan lingkungan. Misalnya, si bayi biasa tidur di kamar ber-AC atau menggunakan kipas angin. Otomatis kalau ia tidur di kamar non-AC atau tak pakai kipas angin, tentu akan gelisah. Begitupun sebaliknya. “Karena ia belum beradaptasi dengan suasana yang baru,” terang Kishore.
Bahkan, tempat tidur berubah pun, tak jarang membikin si bayi rewel. Ia akan merasa asing. “Biasanya terjadi pada bayi sampai usia 6-7 bulan. Namun akan berubah sesuai pertambahan usia.”
Karena itu, saran Kishore, janganlah ibu sebentar-sebentar menggendong si bayi hanya karena mau anaknya segera tidur. “Cari dulu penyebabnya kenapa ia rewel, susah tidur. Jangan buru-buru digendong atau diayun.”
KEADAAN TERTENTU
Begitupun bila bayi terbangun dan menangis. “Biasanya bayi terbangun karena 3 hal, yaitu lapar, takut tak ada teman di sampingnya, dan ada sesuatu yang tak mengenakkan semisal sakit atau buang air.” Nah, tangisannya itu untuk memberikan informasi kepada si ibu atau pengasuhnya bahwa ada sesuatu yang terjadi padanya.
Jadi, periksa dulu kondisi bayi. Misalnya, kalau ia terbangun lantaran pipis, segeralah ganti popoknya. Atau bila ibu ingin si kecil tak terganggu tidurnya lantaran mengompol, bisa dipakaikan diapers . “Namun pemakaian diapers memiliki risiko, yakni kemungkinan timbul iritasi pada kulit bayi,” ujar Kishore. Karena itu perhatikan betul jenis diapers -nya maupun tingkat kepekaan kulit bayi ibu.
Tak jarang si kecil terbangun dan menangis lantaran mengalami mimpi buruk. “Berdasarkan penelitian, bayi memiliki fluktuasi gambaran seperti mimpi. Masalahnya, kita, kan, nggak mungkin menanyakan langsung kepada si bayi. Kita hanya bisa mengetahui dari tangisannya yang keras dan biasanya ia juga menjadi rewel,” terang Kishore.
Nah, kalau bayi rewel lantaran mimpi buruk atau sakit, bolehlah ibu menggendongnya untuk membuatnya merasa nyaman. “Bayi-bayi yang demikian memang membutuhkan teknik pendekatan tersendiri. Entah dengan digendong atau diayun, karena mereka membutuhkan rasa aman,” lanjut Kishore.
Namun begitu, Kishore mengingatkan agar hal tersebut dihilangkan sedikit demi sedikit untuk mencegah si bayi jadi tergantung. “Nanti ia tak akan tidur kalau tak digendong atau diayun,” tukasnya. Khusus untuk bayi yang sakit, selain memberinya perasaan aman, tentulah ibu harus mengobati penyakitnya. Kalau tidak. “Meskipun ibu sudah menggendong atau mengayunnya dengan cara apa pun, ia akan tetap rewel dan susah tidur. Soalnya, ia tetap merasa tidak enak akibat rasa sakit tersebut.”
MENGUBAH POLA
Tak jarang bayi rewel hanya karena ingin ditemani. “Biasanya ini berkaitan dengan pola tidur, khususnya pada bayi baru lahir,” terang Kishore. Sebab, bayi baru lahir tak tahu kapan harus tidur dan kapan harus bangun. Sering terjadi, sepanjang pagi dan siang ia tidur dan terjaga serta rewel pada malam harinya. Nah, rewelnya ini lebih sering bukan lantaran sakit atau lapar, tapi minta ditemani.
Dalam hal ini, anjur Kishore, ibu harus mengubah pola tidur si kecil. Bila siang hari ia tidur, sebaiknya dibangunkan. “Jadi, malamnya gampang tidur. Nah, selain melatih pola tidur anak, ibu pun bisa beristirahat.” Memang, bisa saja si bayi justru jadi rewel karena dibangunkan. “Tak apa-apa. Toh, nanti ia tak rewel lagi kalau pola tidurnya sudah berubah.”
Pendeknya, ibu harus peka mengapa si kecil jadi rewel atau susah tidur. Jadi, ibu tak harus selalu menggendong atau mengayunnya. Selanjutnya, agar si kecil bisa tidur, ibu bisa mencoba memutarkan musik yang lembut. Pasti, deh, si kecil akan merasa tenang dan mudah tidur, lantaran ia merasa ada seseorang yang menemaninya.

Tidak ada komentar: