Dede sayang kalian semua |
sudah aku bujuk biar ikut nebeng bareng
adikku si Bayu bersamaku naik motor. Tapi
ia gak mau. Pengen kakaknya aja katanya yg
jemput" kata Dewi melaui telp "jiah, emang pala batu tuh anak. Nyusahin
gw doang. Apa susahnya sih pulang bareng
ama kamu. Seandainya ikut kamu, Gw kan
gak susah2 ngejemput jauh-jauh ke sekolah
TK. Cukup ngejemput ke rumahmu" Kataku
kesal. Aku memang sekolahnya pada siang hari.
Jadi tiap jam 10 pagi aku disuruh ibuku
bertugas menjemput adikku di Sekolah.
" rin, gimanapun juga dia adikmu, jangan
sewot gitu dong rin. Aku juga tadi pas
ngejemput Bayu sudah berusaha membujuknya, tapi
gak tau kenapa ia pengen
dijemput kamu terus. Dia bilang katanya
malu harus numpang terus" jawab dewi
"ya udah, bilangin aja suruh dia nunggu aku
di taman atau di depan sekolah" jawabku
agak sebel "baiklah, aku pulang duluan. Ku tinggal ya
adikmu. Mohon segera kesini, gak ada yang
nemenin dia. Kasiaan !" ***
aku pun lalu mulai ganti baju. Siap-siap
menjemput adikku yang masih sekolah TK.
Sebenarnya aku benci banget ama adikku.
Karena ayah ibuku lebih sayang dia daripada
aku sendiri. Segala keinginannya selalu dipenuhi. Sedangkan aku, kadang-kadang
doang. Belum lagi kalau bertengkar, ia aja
selalu yang dibela. Terutama pas aku asik
nonton TV acara kesayanganku, eh ia
pindahin ke Acara kartun. Hadoooh jadi
mumet. Kenapa juga sih tuh acara kartun bertepatan dgn acaraku. Kubanting aja tuh
remot sampai rusak. Bodo amat. Nangis-
nangis tuh bocah..
" dia itu kan masih kecil, harusnya kamu
yang lebih dewasa mengalah. Turuti aja
kemauannya" kata Ibuku. " tapi bu, masa saya harus ngalah terus.
Ngeselin banget sih tuh anak " kataku
sambil berlalu ke kamar. terus yang bikin
sebelnya lagi, masa uang jajan buat dia
sama dengan uang jajanku. dia kan masih
kecil, belum banyak keperluan dibandingkan aku.
"Bu, kenapa sih uang jajan si Dede sama
dengan uang jajanku. Harusnya Aku yang
lebih besar dong bu" protesku waktu itu
"Rina, kamu itu jangan iri mulu. lagian, si
Dede kan uangnya buat di Tabung di Sekolah" jawab ibuku
"ah alasan aja" jawabku gak percaya.
Dari hari ke hari, kebencianku pada adikku
makin membara. Aku jadi kurang di
perhatikan oleh ayah ibuku. Selalu saja
adikku yang diperhatikan. "rina, kamu itu kan udah Gede. Masa pengen
diperhatiin terus kayak anak kecil" kata
ayahku menasihatiku
"tapi yah, Uugh ! Pokoknya aku sebeeel ama
dia" kataku ngambek.. Hingga suatu sore, dipuncak sebelku ini, Aku
kerjain adikku. Mumpung ayah ibu lagi pergi
kondangan. Lalu Kumasukkan adikku ke
dalam karung dan ku gantung dia di Gerbang
rumah. Adikku pun cuma bisa menangis
tersedu-sedu. Aku cuma bisa tertawa bahagia. Rasain lho.
"kakak, turunin. Dede gak bisa turun" kata
adikku memohon sambil nangis.
"makanya, jangan belagu lho." kataku kasar
hingga 20 menit kemudian aku turunkan.
Hmm puas rasanya membuat dia menangis *****
" Rina, kok malah melamun? Kapan si Dede
dijemput" tiba-tiba saja ibuku
menyadarkanku dari lamunan.
"eh iya bu..ini mau berangkat" kataku dan
langsung cabut mengendari motor "dilambatin aaah jalannya. Biar si Dede
kelamaan nunggu. Emang enak nunggu lama.
Rasain tuh panas nunggu lama diluaran.
Hahaha" kataku dalam hati.
Aku pun lalu mampir dulu ke tukang es
kelapa. Nyantai dulu ah sambil minum es kelapa.
Setelah setengah jam kemudian, baru aku
melanjutkan perjalanan lagi. Begitu sampai
di Sekolahan, Aku tidak menemui adikku. Ku
cari-cari di taman, juga tidak ada. Hingga
akhirnya aku melihat kerumunan orang yang tidak jauh dari taman. Kutanya kepada orang
yang lewat disitu " maaf Pak, itu ada apa
rame-rame "
"oh itu, ada tukang jualan balon. Tabung
gasnya meledak. Banyak korban yang
berjatuhan terutama anak-anak" "apaaa" !
Aku pun langsung buru-buru menuju ke
kerumunan orang-orang. Jangan-jangan
adikku ada disana. Begitu sampai disana,
ternyata benar saja. adikku sudah terbujur
kaku dengan luka bakar dibadannya. "tidaaaaak !! Dede banguuun ! Maafin
Kakaaak" tangisku langsung meledak penuh
penyesalan sambil memeluk jasad yang
tidak berdaya itu.
Kemudian Aku, melihat ada buku kecil
dikantong bajunya. Ku ambil dan ku buka. Ternyata itu buku tabungannya dengan
jumlah yang sangat besar. Berarti selama ini
ia jarang jajan, tetapi uang jajannya
ditabung. Kemudian diakhir lembaran
tertulis
"Dede sayang Ayah, Ibu, dan juga Kakak" tentu saja hal itu makin membuatku
histeris, dadaku terasa sesak, dan benar-
benar aku menyesal.
"dede banguuuun. Kakak juga sayang dede"
kataku dengan sedihnya. Hingga akhirnya.
Kepalaku terasa pusing dan pandangan terasa gelap ***** kini Aku sedang berziarah dan duduk di
depan makam adikku. Walaupun kejadian itu
sudah berlalu, namun penyesalan ini tidak
kunjung hilang. Aku benar-benar menyesal.
Kenapa waktu itu aku begitu benci dengan
adikku. Aku terlalu buta dengan keegoisanku. Kini semuanya sudah
terlambat. Aku benar-benar sangat
membutuhkannya. Aku bener-bener rindu. Namun sesal kemudian tiada berguna.
"Selamat jalan adikku sayang. Kamu pasti
bahagia di Alam sana. Maafin kakak yah dulu
pernah jahat sama dede" kataku sambil
memeluk makam adikku dengan tak kuasa
menahan air mata ini membasahi pipi dan dada yang masih yang terasa sesak. Andai
waktu bisa diputar ulang ! :'( :'( :'( ***** Sobat SB, semoga kita bisa mengambil
pelajaran dari kisah ini. Gunakanlah
kesempatan yang ada dengan sebaik-
baiknya.
INGAT !!!
WAKTU TIDAK BISA DIPUTAR ULANG !!
Semoga Bermanfaat !
Silakan dishare atau dicopas
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network
Tidak ada komentar:
Posting Komentar