Pulau yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Seribu yang ada di 'ujung' Jakarta ini ternyata menyimpan beragam sejarah dan kisah menarik.
Dream - Pulau Onrust, pulau yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Seribu yang ada di 'ujung' Jakarta ini ternyata menyimpan beragam sejarah dan kisah menarik.
Antara tahun 1911 hingga 1933, pulau ini difungsikan sebagai Sanatorium TBC sekaligus pusat karantina jemaah haji yang baru pulang dari Mekah.
Alasan kamuflasenya adalah untuk menjaga kesehatan. Namun sebenarnya
pengadaan karantina haji dilakukan atas dasar kekhawatiran pemerintah Hindia-Belanda.
Pada masa itu, setelah selesai melaksanakan ibadah haji, orang-orang biasanya menetap di Arab Saudi selama 3 bulan lamanya untuk belajar agama kepada ulama-ulama terkemuka.
Hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan pembaruan pemikiran dalam diri para jemaah haji yang berisiko memunculkan ide-ide baru untuk menentang penjajahan.
Beberapa sejarah mencatat, kala itu jika ada orang yang dinilai 'berbahaya' oleh pemerintah Hindia-Belanda pasca berhaji, mereka akan disuntik mati dengan dalih beragam.
Untuk memudahkan pengawasan, pemerintah Hindia-Belanda pun akhirnya memberikan gelar 'Haji' kepada orang-orang yang ditangkap, diasingkan, dan dipenjarakan. Begitulah asal-muasal 'kepopuleran' gelar haji di tengah masyarakat Indonesia.
Selanjutnya, selama tahun 1933 sampai 1940 Pulau Onrust dijadikan sebagai tempat tawanan para pemberontak yang terlibat dalam peristiwa 'Kapal Tujuh' (Zeven Provincien). Kemudian pada tahun 1940 pulau ini dijadikan tempat tawanan orang-orang Jerman yang dituduh sebagai pengikut NAZI pro-Hitler yang ada di Indonesia.
Pada tahun 1942 setelah Jepang menguasai Batavia, Onrust dijadikan penjara bagi tahanan kelas berat dan tahanan politik, salah satunya adalah D.N. Aidit yang dikenal sebagai tokoh PKI.
Berlanjut hingga awal 1960-an, Pulau Onrust dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit Karantina bagi para penderita penyakit menular seperti lepra. Tahun 1960 - 1965, Onrust difungsikan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis. Selain itu juga dijadikan tempat latihan militer.
Pulau ini kemudian terbengkalai dan dianggap tak bertuan hingga tahun 1968 terjadi pembongkaran dan pengambilan material bangunan secara besar-besaran oleh penduduk atas izin kepolisian setempat.
Sampai kemudian tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta kala itu mengeluarkan SK yang menyatakan Pulau Onrust sebagai pulau bersejarah.
Di Pulau Onrust Anda akan menemukan banyak makam keramat tak bernama dengan bendera merah putih dipancangkan di dekatnya. Kabarnya, makam petinggi DI/TII Kartosoewirjo yang dieksekusi pada era Soekarno juga terdapat di sini.
Di pulau ini Anda juga akan menemukan sebuah kompleks pemakaman Belanda yang di tengahnya terdapat sebuah pohon tua yang ukurannya sangat besar.
Konon, kompleks pemakaman Belanda di Pulau Onrust ini penuh dengan cerita-cerita mistis. Salah satu kisah misteri yang terkenal di sana adalah penampakan Noni Belanda bernama Maria Van de Velde.
Dikisahkan dulunya Maria meninggal di Pulau Onrust dengan mengenakan baju pengantinnya setelah menunggu sang kekasih yang tak kunjung datang dari Belanda.
Namun Maria mati bukan karena bunuh diri, melainkan karena penyakit pes yang pada masa itu mewabah di pulau ini. Kabarnya, pada hari-hari tertentu sosok hantu Maria suka menampakkan diri di sekitar area makamnya.
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network
Tidak ada komentar:
Posting Komentar