Tante Cahya ini tinggal dekat rumahku, cuma beda 5 rumahlah, nah Tante Cahya ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara . Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya
banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngocehin suaminya sendiri . Nah Tante Cahya inilah yang bikin aku cepet besar (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet) .
Cerita Sex Tante Hot – Biasanya Tante Cahya kalau ke rumah Aku selalu menggunakan daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser..ser..ser.. dan biasanya kalau telah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik Tante Cahya,
Tante Cahya ini gak tahu sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang kebuka dikit bikin Aku ser..ser.. lagi deh.
Apa karena keasyikan ngobrolnya apa memang sengaja, Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Terkadang juga kalau ngerumpi, bisa sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Cahya itu ngangkang sampai-sampai celana dalemnya kelihatan (wuih aku menang banyak nih).
Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu-malu, sampai-sampai Aku enggak bisa ngoceh, panas dingin. Tapi Tante Cahya malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ Aku telah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem Tante Cahya.
Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di apartment . Ibu-ibu cuma bawa anaknya, nah secara tidak sengaja mama Aku ngajak Aku pasti Tante Cahya pula ikut wah asyik juga nih pikir ku.
Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Cahya mau ke WC tapi dia takut.
Tentu saja Tante Cahya di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di apartment enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman .
Lalu Tante Cahya menarik tangan ku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam apartment sama Tante Cahya, sesampainya Aku di dalam apartment Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Cahya ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.
“Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Cahya sambil mulai berjongkok .
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga .
“Serr..rr..serr..psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya . Jantungku sampai deg-degan waktu lihat Tante Cahya kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Cahya boleh ngasih sarit terus boleh memegangnya hmm . Sampai-sampai aku bengong ngelihatTante Cahya .
“Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Cahya .
“Ah enggak apa-apa tante ”, jawabku .
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Cahya .
“Enggak kok tante , aku cuma gak pernah lihat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku .
Tante Cahya cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
“Kamu mau lihat Lex? Nih Tante kasih lihat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Cahya.
Aku pun mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah memeknya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Cahya membiarkanku memegang-megang memeknya.
“Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi” .
“Iyah tante ”, jawabku . cerita sex tante terbaru
Lalu Tante Cahya menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain .
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
“Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamaku .
“Enggak yah Ma.. aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Ma..” kataku .
“Oke deh.. nanti mama beliin, kamu istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mama.
“Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mama pada Tante Cahya.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat balik besok” kata Tante Cahya .
Akhirnya mereka semua pergi, cuma tinggal aku dan Tante Cahya berdua saja di apartment, Tante Cahya baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
“Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Cahya sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tan.. kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku .
Tante Cahya begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang telah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
“Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” goda Tante Cahya padaku .
Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada tante? Kan kepala kita cuma satu?” jawabku polos .
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Cahya sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku cuma diam saja.”
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Cahya, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “ Tante enggak usah deh Tante, biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Cahya sambil menurunkan celanaku dan CDku .
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku cuma diam saja.
“Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan?” kataku polos .
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Cahya.
Lalu di genggamnya kontolku dan dielusnya langsung spontan detik itu juga kontolku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
“Achh..acchh..” aku pun mendesah kecil dan tanpa ku sadari tanganku memegang memek Tante Cahya yang masih di balut dengan daster miliknya tapi Tante Cahya cuma diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian, aku pun merasa pengen kencing.
“ Tante tunggu dulu yah, aku mau kencing nih” kataku.
“Sudah, kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Cahya.
Aku bingung campur heran melihat kontolku dikulum dalam mulut Tante Cahya karena Tante Cahya tahu aku telah mau keluar dan aku cuma bisa diam karena merasakan enaknya.
“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih beneran” kataku sambil meremas memek Tante Cahya yang kurasakan berdenyut-denyut .
Tante Cahya pun langsung menjulat dengan ganasnya dan badanku pun menggelinjang keras.
“Croott . . ser . . err . . srett . .” moncrotlah air maniku dalam mulut Tante Cahya, Tante Cahya pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan memek Tante Cahya berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Cahya lembab dan agak basah.
“Enak kan Lex, pusingnya hilang kan?” kata Tante Cahya.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante ”
Tanpa kusadari tanganku masih memegang memek Tante Cahya.
“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku pun jadi salah tingkah.
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku .
“ Tante boleh enggak Alex megang itu tante lagi” pintaku pada Tante Cahya .
Tante Cahya pun melepaskan dasternya, saya lihat celana dalam Tante Cahya basah gak tahu kenapa.
“ Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya tante birahi Lex sampai-sampai celana dalam tante basah”.
Dilepaskannya pula celana dalam Tante Cahya dan mengelap memeknya dengan handukku. Lalu Tante Cahya duduk di sampingku.
“Lex pegang nih enggak apa-apa kok” katanya. Akupun mulai memegang memek Tante Cahya dengan tangan yang agak gemetar, Tante Cahya cuma ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Cahya.
Dia mulai memegang kontolku lagi, “Lex tante mau itu nih” .
“Mau apa tante ?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Cahya.
“Hmm itu tuh, mempunyai kamu di memasukan ke dalam itunya tante kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar tante yang ajherin kamu yah” kata Tante Cahya padaku.
Mulailah tangannya mengelus kontolku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus memek Tante Cahya yang di tumbuhi bulu mulus.
“Lex jilatin donk mempunyai Tante yah” katanya.
“ tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
“Coba saja Lex”
tante pun langsung mengambil posisi 69 . Aku di bawah, Tante Cahya di atas dan tanpa pikir panjang Tante Cahya pun mulai mengulum kontolku .
“Achh..Agghhghh.. Tante ”
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium memek Tante Cahya tidak berbau apa-apa . Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya memek Tante Cahya seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati memek Tante Cahya sambil tanganku melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Cahya pun masih asyik mengulum kontolku yang masih layu kemususan Tante Cahya menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh birahi dan menderu .
“Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Cahya .
Aku cuma menggelengkan kepala dan Tante Cahya pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan kontolku pun mulai bereaksi makin keras .
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku cuma menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak ada daya membatalkan rasa geli campur kepuasan yang begitu dahsyat. Tante Cahya pun langsung menjilati kontolku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghjilat-hjilat bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.
Kulihat toket Tante Cahya makin keras, Tante Cahya menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok kontolku, tanganku pun meremas toket Tante Cahya. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati memek Tante Cahya, langsung Tante Cahya kubheringkan dan aku bangun, langsung kujilati memek Tante Cahya seperti menjilati es krim .
“Achh . . uhh . . hhghh . . acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Cahya sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir memeknya .
Aku langsung menjilatinya dan menghjilatnya, banyak sekali lendir yang keluar dheri memek Tante Cahya tanpa sengaja tertelan olehku .
“Lex memasukan donk tante enggak tahan nih”
“ tante bagaimana caranya?”
Tante Cahya pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas kontolku dan langsung menancapkannya ke dalam memeknya. Tante Cahya naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bercumbu dan Tante Cahya pun menggelinjang hebat.
“Lex tante mau keluar nih eghh.. huhh.. achh..” teriak Tante Cahya.
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dheri dalam memek Tante Cahya. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan memek Tante Cahya mungurut-urut kontolku dan juga menyedotnya.
Kurasakan Tante Cahya telah klimak dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Cahya tidak mencabut kontolku dan membiarkanya di dalam memeknya .
“Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Cahya padaku .
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Cahya pun langsung mengocok kontolku dengan memeknya dengan posisi yang seperti tadi .
“Achh.. Tante enak banget… achh..agfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi .
“ Tante, Alex kayanya mau kencing niih”
Tante Cahya pun langsung bangun dan mengulum kontolku yang masih lengket dengan cairan kecewekanya, tanpa malu dia menghjilatnya dan tak lama muncratlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Cahya pun menelannya dan menghjilat ujung kepala kontolku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kepuasan yang alang kepalang .
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Cahya menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Cahya yang hebat .
Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Cahya, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Cahya di sampingku, tapi tanganku kumasukkan di dalam celana dalam Tante Cahya.
Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Cahya, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun balik pukul 6 sore .
“Lex kamu telah oke?” tanya Mamaku.
“Sudah mam, aku telah seger n fit nih” kataku .
“Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mama sama Tante Cahya.
“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Cahya .
Esoknya kamipun balik ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Cahya yang semobil denganku . Mama yang menyopir direkani Ibu Herman di depan . Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Cahya .
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Cahya bila rumahku kosong atau terkadang ke panasel dengan Tante Cahya. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan pejuhku di dalam sampai 3 kali . Kini Tante Cahya telah dikarunia 2 orang anak yang mengnafsukan .
Baru kuketahui bahwa suami Tante Cahya rupanya menagalami ejakulasi dini . Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Cahya.
Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Cahya bahkan aku jadi lebih suka dengan cewek yang lebih tua dheriku . Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Cahya yang nasibnya sama seperti Tante Cahya, memempunyaii suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Cahya mau ke WC tapi dia takut.
Tentu saja Tante Cahya di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di apartment enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman .
Lalu Tante Cahya menarik tangan ku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam apartment sama Tante Cahya, sesampainya Aku di dalam apartment Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Cahya ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.
“Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Cahya sambil mulai berjongkok .
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga .
“Serr..rr..serr..psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya . Jantungku sampai deg-degan waktu lihat Tante Cahya kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Cahya boleh ngasih sarit terus boleh memegangnya hmm . Sampai-sampai aku bengong ngelihatTante Cahya .
“Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Cahya .
“Ah enggak apa-apa tante ”, jawabku .
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Cahya .
“Enggak kok tante , aku cuma gak pernah lihat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku .
Tante Cahya cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
“Kamu mau lihat Lex? Nih Tante kasih lihat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Cahya.
Aku pun mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah memeknya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Cahya membiarkanku memegang-megang memeknya.
“Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi” .
“Iyah tante ”, jawabku . cerita sex tante terbaru
Lalu Tante Cahya menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain .
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
“Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamaku .
“Enggak yah Ma.. aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Ma..” kataku .
“Oke deh.. nanti mama beliin, kamu istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mama.
“Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mama pada Tante Cahya.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat balik besok” kata Tante Cahya .
Akhirnya mereka semua pergi, cuma tinggal aku dan Tante Cahya berdua saja di apartment, Tante Cahya baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
“Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante Cahya sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tan.. kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku .
Tante Cahya begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang telah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
“Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” goda Tante Cahya padaku .
Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada tante? Kan kepala kita cuma satu?” jawabku polos .
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Cahya sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku cuma diam saja.”
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Cahya, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “ Tante enggak usah deh Tante, biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Cahya sambil menurunkan celanaku dan CDku .
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku cuma diam saja.
“Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan?” kataku polos .
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Cahya.
Lalu di genggamnya kontolku dan dielusnya langsung spontan detik itu juga kontolku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
“Achh..acchh..” aku pun mendesah kecil dan tanpa ku sadari tanganku memegang memek Tante Cahya yang masih di balut dengan daster miliknya tapi Tante Cahya cuma diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian, aku pun merasa pengen kencing.
“ Tante tunggu dulu yah, aku mau kencing nih” kataku.
“Sudah, kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Cahya.
Aku bingung campur heran melihat kontolku dikulum dalam mulut Tante Cahya karena Tante Cahya tahu aku telah mau keluar dan aku cuma bisa diam karena merasakan enaknya.
“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih beneran” kataku sambil meremas memek Tante Cahya yang kurasakan berdenyut-denyut .
Tante Cahya pun langsung menjulat dengan ganasnya dan badanku pun menggelinjang keras.
“Croott . . ser . . err . . srett . .” moncrotlah air maniku dalam mulut Tante Cahya, Tante Cahya pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan memek Tante Cahya berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Cahya lembab dan agak basah.
“Enak kan Lex, pusingnya hilang kan?” kata Tante Cahya.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante ”
Tanpa kusadari tanganku masih memegang memek Tante Cahya.
“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku pun jadi salah tingkah.
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku .
“ Tante boleh enggak Alex megang itu tante lagi” pintaku pada Tante Cahya .
Tante Cahya pun melepaskan dasternya, saya lihat celana dalam Tante Cahya basah gak tahu kenapa.
“ Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya tante birahi Lex sampai-sampai celana dalam tante basah”.
Dilepaskannya pula celana dalam Tante Cahya dan mengelap memeknya dengan handukku. Lalu Tante Cahya duduk di sampingku.
“Lex pegang nih enggak apa-apa kok” katanya. Akupun mulai memegang memek Tante Cahya dengan tangan yang agak gemetar, Tante Cahya cuma ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Cahya.
Dia mulai memegang kontolku lagi, “Lex tante mau itu nih” .
“Mau apa tante ?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Cahya.
“Hmm itu tuh, mempunyai kamu di memasukan ke dalam itunya tante kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar tante yang ajherin kamu yah” kata Tante Cahya padaku.
Mulailah tangannya mengelus kontolku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus memek Tante Cahya yang di tumbuhi bulu mulus.
“Lex jilatin donk mempunyai Tante yah” katanya.
“ tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
“Coba saja Lex”
tante pun langsung mengambil posisi 69 . Aku di bawah, Tante Cahya di atas dan tanpa pikir panjang Tante Cahya pun mulai mengulum kontolku .
“Achh..Agghhghh.. Tante ”
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium memek Tante Cahya tidak berbau apa-apa . Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya memek Tante Cahya seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati memek Tante Cahya sambil tanganku melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Cahya pun masih asyik mengulum kontolku yang masih layu kemususan Tante Cahya menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh birahi dan menderu .
“Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Cahya .
Aku cuma menggelengkan kepala dan Tante Cahya pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan kontolku pun mulai bereaksi makin keras .
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku cuma menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak ada daya membatalkan rasa geli campur kepuasan yang begitu dahsyat. Tante Cahya pun langsung menjilati kontolku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghjilat-hjilat bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.
Kulihat toket Tante Cahya makin keras, Tante Cahya menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok kontolku, tanganku pun meremas toket Tante Cahya. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati memek Tante Cahya, langsung Tante Cahya kubheringkan dan aku bangun, langsung kujilati memek Tante Cahya seperti menjilati es krim .
“Achh . . uhh . . hhghh . . acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante Cahya sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir memeknya .
Aku langsung menjilatinya dan menghjilatnya, banyak sekali lendir yang keluar dheri memek Tante Cahya tanpa sengaja tertelan olehku .
“Lex memasukan donk tante enggak tahan nih”
“ tante bagaimana caranya?”
Tante Cahya pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas kontolku dan langsung menancapkannya ke dalam memeknya. Tante Cahya naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bercumbu dan Tante Cahya pun menggelinjang hebat.
“Lex tante mau keluar nih eghh.. huhh.. achh..” teriak Tante Cahya.
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dheri dalam memek Tante Cahya. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan memek Tante Cahya mungurut-urut kontolku dan juga menyedotnya.
Kurasakan Tante Cahya telah klimak dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Cahya tidak mencabut kontolku dan membiarkanya di dalam memeknya .
“Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Cahya padaku .
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Cahya pun langsung mengocok kontolku dengan memeknya dengan posisi yang seperti tadi .
“Achh.. Tante enak banget… achh..agfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi .
“ Tante, Alex kayanya mau kencing niih”
Tante Cahya pun langsung bangun dan mengulum kontolku yang masih lengket dengan cairan kecewekanya, tanpa malu dia menghjilatnya dan tak lama muncratlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Cahya pun menelannya dan menghjilat ujung kepala kontolku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kepuasan yang alang kepalang .
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Cahya menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Cahya yang hebat .
Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Cahya, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Cahya di sampingku, tapi tanganku kumasukkan di dalam celana dalam Tante Cahya.
Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Cahya, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun balik pukul 6 sore .
“Lex kamu telah oke?” tanya Mamaku.
“Sudah mam, aku telah seger n fit nih” kataku .
“Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mama sama Tante Cahya.
“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Cahya .
Esoknya kamipun balik ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Cahya yang semobil denganku . Mama yang menyopir direkani Ibu Herman di depan . Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Cahya .
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Cahya bila rumahku kosong atau terkadang ke panasel dengan Tante Cahya. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan pejuhku di dalam sampai 3 kali . Kini Tante Cahya telah dikarunia 2 orang anak yang mengnafsukan .
Baru kuketahui bahwa suami Tante Cahya rupanya menagalami ejakulasi dini . Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Cahya.
Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Cahya bahkan aku jadi lebih suka dengan cewek yang lebih tua dheriku . Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Cahya yang nasibnya sama seperti Tante Cahya, memempunyaii suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Terbaru Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar