src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js" type="text/javascript">

Selasa, 10 November 2015

Entah Kenapa Torpedoku Langsung ‘on fire’ Jika Lihat MecQ



Kisah ini bermula waktu saya pulang karena ada liburan akhir semester dari kota Kembang. Hampir dua minggu saya habiskan disana dgn 'reuni' bareng temen-temen saya waktu SMA dulu yang kebetulan kuliah disana. Saya sendiri kuliah di kota budaya, Jogjakarta. Waktu itu saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung – Jogja yang saya tumpangi baru berangkat dua jam setelah itu. Ketika sedang asyik membolak-balik Taboid Olah raga kesukaan saya, tiba-tiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu. "Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu" ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga,
Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranum-ranum nya…. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya. "Maaf, boleh saya duduk disini" suara Mbak Titin dgn logat sundanya yang khas memecah 'keheningan' saya "Ssii… silakan Mbak," balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu. "Mau kemana mbak'"saya coba membuka pembicaraan."Anu… saya the mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?" "Sama, jogja juga. Mbak sendiri?" pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya. "Ya, tapi ada yeyen kok" katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dgn mainannya. "Saya Andi Mbak" ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dgn ramah. "Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya" ungkap si mbak dgn kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin krna ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan atau gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 2-2 itu.
Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 2-3 hari.. Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur. Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal 'jorok', apalagi dgn tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua. "Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya." tanya ku sekenanya. "Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya… ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubun-ubun." jawabnya sambil tersipu malu. "Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis" aku coba mengeluarkan jurus awal. Tiba-tiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak setelah itu tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum. Tak lama setelah itu dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, krna 'diantara' kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu. "Ssshhh… ahhh… mas" erangnya, ketika lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu. "Terus mas… enak….. ouhhhh" tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok'" rengeknya manja. Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti ketika yeyen terbangun… "Mama…, ngapain sama Om Andi" suara yeyen membuat kami segera menysudahi 'fore play' ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi. "Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak" tanya ku. "Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???" "Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja."
Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam setelah itu.. setelah muter-muter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dgn doble bed dikawasan wisata jogja itu. Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit. "Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?" "Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?" si yeyen kecil menanyaiku "Ya, biar mama ada temen ngobrolnya." jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.Dengan posisi agak nungging, dgn telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan krna pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, krna walau tau aku bisa 'menikmati' pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun. Tak lama setelah itu, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar.. "Gimana, Yeyen sudah seger belom?" godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin "Seger Om…. Om mau mandi??" Belum sempat ku jawab….. "Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…" celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.
Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan 'mengurut-urut' penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi. Aku kanget bukan kepalang.. "Sudah gak sabar ya……" godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah 'on fire' "Haa… aaa… Mbak…" suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh. Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku. "Jangan panggil Mbak dong. Titin aja" rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dgn lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin 'on fire'. Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dgn tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku. "Berpengalaman sekali dia ini…" pikirku. Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang…. "Ohhhh… Titin… nikkk… mat… teruss… isepppp" desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya. 15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku. "Akhh… hh… aku keulu..aaarrr…" erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..
Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremas-remas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dgn pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dgn buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi. "Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh." erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebar-lebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.
Aku Jilatin terus sampai merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Seketika setelah itu lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris. "Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…" pinta nya dgn nafas memburu.Tak lama setelah itu aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya. "Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin.." rengek Titin dgn wajah sayu menahan geora nafsunya. Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu. "Pelann… dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen.." pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri ketika penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.
Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dgn penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dgn formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dgn 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya. Gerakan ini ku selingi dgn menggerakkan pantatku dgn memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari mulutnya.. "Ouggghh…. kontolmu enak say… entot Titin terus say… nikmat" rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dgn memaju-mundurkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dgn kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin… "Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…" erang Titin ketika puncak kenikmatan itu dia dapatkan..
Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama setelah itu tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin. Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobok-obok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati. "Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek titin aja.." celotehnya . Sepuluh menit berlalu, aku setelah itu berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan disekitar anus Titin… "Ouh… ca… kittt… say… jangan disitu, Titin lom pernah say…" rengeknya sambil menahan ketika perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa ketika untuk beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya. "Nikk… matt… say.." hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin. Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dgn rasa nikmat tiada tara.
Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dgn goyangan ketika penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya yang nganggur. "Aahhh… ooohhh… laur biasa say… nikmat…" Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi. 20 menit setelah itu aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya. Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya.. Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dgn rakus. "Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…" puji Mbak Titin padaku dgn pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…
Seketika setelah itu kami saling membersihkan diri satu dgn lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Ketika keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku 'embat'. Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Ketika keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro. "Mas.. mandi dulu gih.." ungkapnya ketika aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya. "Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..?" protes si kecil yeyen ketika kami seketika berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.
Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro. Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dgn menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih ketika tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya. Ketika tanganku mulai mengusap-usap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. dgn hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu. "Aahhh…. mas…" erangnya manja.
Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya.. "Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…" Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dgn sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk 'sarang'. Ku pertahankan posisi itu beberapa ketika, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu. Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan gairah.
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network









Tidak ada komentar: