Hallo netter, namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang
luar biasa yang pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di
salah satu PTS terkenal di Bandung, dan tinggal di rumah di kawasan
sejuk dan elite di kawasan Bandung utara dengan ibu, adik dan pembatuku.
Sejak SMA aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Bandung, sementara
ibu dan ayahku tinggal di Surabaya karena memang ayah mempunyai
perusahaan besar di wilayah Jawa Timur. Dan sejak nenek meninggal ibu
kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan
atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal.
Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal di Surabaya, namun
adik dan aku tidak mau meninggalkan
Bandung karena kami sangat suka
tinggal di tempat kami lahir. Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang
menunggu pengumuman hasil UMPTN di Bandung, dan karena sehari-hari tidak
ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, memintaku
untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam.
Ibuku memang pandai sekali merawat tubuhnya dengan senam/aerobik dan
renang, sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat
seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih
mulus dan dada yang masih terlihat padat dan berisi. Walaupun di
wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu
berdandan, hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan. Aku mulai
memperhatikan ibuku, karena setiap kujemput dari tempat senamnya, ibuku
tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesai dan langsung
pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami
sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan dandanan
seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku.
Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaian senam
ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat
berisi. Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya,
aku tidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah aku
tanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna, dan
bilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangan
senam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna, karena aku tidak mau ibuku
menunggu terlalu lama. Saat sampai di sana, wow.. aku melihat ibuku
baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi
sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada perut dan
sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi itu terlihat
dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku
menghampiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar. Kemudian ibuku
membalikkan tubuhnya, dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku
saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar kemaluanku
mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua
laki-laki akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya
memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya. Di dalam perjalanan, aku
hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang duduk di sampingku, dan aku
melihat dengan jelas goyangan payudara ibuku saat mobil bergetar bila
sedang melalui jalan yang bergelombang atau polisi tidur. Ibuku
berpakaian biasa dengan kaos oblong yang agak ketat dan celana panjang
ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu, terbayang lagi saat aku
melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat sauna. “Bob.. kok
kamu diem aja, dan kenapa celana kamu sayang..?” tanya ibuku mengagetkan
aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku. “Enggak Mi.. enggak,”
jawabku gugup. Kami pun sampai di rumah agak malam, karena aku telat
menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya
dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat
malam. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur. Malam itu aku tidak
dapat tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati, dia
ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani untuk
“menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarangnya. Gila
pikirku lagi. Mau mencari cewek malam sih bisa saja, tapi saat itu aku
menginginkan ibuku. Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju
kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah
tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus
merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan
pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintunya, aku melihat ibuku tidur
telentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan kaos oblong
dan celana pendek yang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur
nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku
yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan
meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai. Dengan gemetar aku
naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus
dan sangat seksi. Dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri
paha ibuku, dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan
terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh celanaku. Aku
kemudian membuka celanaku dan keluarlah “burung perkasa”-ku yang sudah
sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku
mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas
payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun, tapi karena nafsuku
sudah puncak aku tidak mengontrol remasan tanganku ke payudara ibuku.
Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan
karena remasanku yang terlalu bernafsu, ibu terbangun. “Bobi.. kamu..
apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang..” sahut ibuku dengan suara
pelan. Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih
keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur
pikirku. Aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus
meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan,
menyetubuhi ibuku, kemudian aku kabur atau dia membunuhku. “Cukup Bobi..
hentikan sayang.. akh..” kata ibuku. Tapi yang membuatku aneh, ibu sama
sekali tidak menolak dan berontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium
dengan bebas, dan malah mendesah saat kuhisap leher dan di belakang
telinganya, dan aku merasa burungku yang dari tadi sudah keras seperti
ada yang menekannya, dan ternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.
“Sayang kalau kamu mau.. bilang aja terus terang.. Mami mau kok..” kata
ibuku di antara desahannya. Aku kaget setengah mati, berarti ibuku
sangat suka aku perlakukan seperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku
di lehernya, dan kemudian berlutut di sebelah ibuku yang masih
berbaring. Batang kemaluanku sudah sangat keras, dan ternyata ibu sangat
suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat
batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku
15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm. Aku masih dengan gemas meremas
payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka kaos yang
ibu pakai, dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka
bra yang ibu pakai. Dan satelah bra yang ibuku kenakan terlepas,
kulihat payudara ibu yang besar dan masih kencang untuk wanita
seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya
mendesah keenakan dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara
ibu. Kuhisap puting payudara ibu dengan kuat seperti ketika aku masih
bayi. Aku menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas hingga puting
payudara ibu agak memerah karena kuhisap. Payudara ibuku masih sangat
enak untuk diremas, karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan
padat. “Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini..” kata ibuku
sambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap dan
memainkannya dengan lidahku. Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik
celana pendeknya. Aku melihat CD yang ibu kenakan sudah basah. Aku
kemudian mencium CD ibuku tepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya.
Dengan cepat kutarik CD ibu dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan
terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan ibuku
ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang
kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa
melihat pemandangan indah itu. Dan dengan naluri laki-laki kucium dan
kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu. Kujilat klitoris ibuku
yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di
lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan
tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya. Cairan
lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak
tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan kemudian
mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada cairan
kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibu baru
orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu
terlihat sangat lelah. Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena
kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,” Dan tanpa di
komando dua kali, aku kemudian duduk di sebalah wajah ibuku, dan
kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang sudah
sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku, tapi dia tidak
memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antara mulut
ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja. Aku
sudah tidak tahan lagi, dan kemudian kudorong kepala ibuku dan dengan
leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Dengan cepat dan liar
ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak
tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat
kulukiskan dengan kata-kata. Dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi
dan, “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotkan di dalam mulut ibuku.
Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih
dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisa air
maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian
kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum
saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan
seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat.
Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang
kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremas
batang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar,
kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan
sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibir
lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang. “Ayo
dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya..” kata ibuku pasrah.
Kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalam
lubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin
berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan
ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk, kudorong
pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalam lubang
kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batang
kemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku. Aku merasakan sensasi
yang sangat dasyat saat dinding lubang kemaluan ibu seperti memijat
batang kemaluanku. Gila.., meski aku pernah ML dengan anak ABG, lubang
kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar biasa di banding dengan
yang lainnya. Aku menggoyang pinggulku naik-turun diimbangi dengan
goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyat dan liar. Kami kemudian
berganti posisi dengan ibu berada di atasku hingga ia dapat menduduki
batang kemaluanku, dan terasa sekali kenikmatan yang ibu berikan
kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dan gerakan tubuh yang naik turun
membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan seks yang kurasakan sangat
dasyat. Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan
desahannya semakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil
kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan
naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang
saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang
masih tertanam di dalam lubang kemaluan ibuku. Beberapa saat setelah
ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak. Dan
dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluan ibuku,
“Cret.. crett.. cret..” air maniku menghambur di dalam lubang kemaluan
ibuku. Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan. Saat aku masih
menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu mencium bibirku dan berkata,
“Sayang.. Mami lupa kalo Mami enggak pake kontrasepsi. Tadi Mami mau
bilang kalo kamu orgasme biar di mulut Mami aja.. tapi Mami kagok..” Aku
hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih menindih tubuhku
dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku memeluk dia
dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun
tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkan itu. Pagi harinya
saat aku bangun ibuku sudah tidak ada di sebelahku, dan kemudian aku
berpakaian dan menuju dapur mencari ibuku, dan kulihat ibuku tengah
menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih SMP. Aku bingung dan segan
karena ibuku seakan-akan malam tadi tidak terjadi apa-apa di antara
kami, padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri tadi malam.
Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempat dia senam, dan saat
perjalanan pulang kami mengobrol tentang persetubuhan kami tadi malam,
dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian itu. Tiba-tiba
saat mobil kami sedang berada di jalan yang sepi dan agak gelap, ibuku
menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja. Setelah mobil di
pinggirkan, dengan ganas ibuku mengulumku. Kemudian membuka celanaku dan
menghisap batang kemaluanku yang sudah keras saat ibuku mengulum
bibirku tadi. Aku hanya terengah-engah merasakan batang kemaluanku
dihisap oleh ibuku sambil mengocoknya, dan beberapa saat kemudian..
“Cret.. cret.. crett..” maniku menyembur di dalam mulut ibuku, dan dia
menelan habis maniku walaupun ada sedikit yang meleler keluar. Ibuku
kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes di tangannya dan batang
kemaluannku. Tak kusangka ibuku kembali menelan calon-calon cucunya ke
dalam perutnya. Tapi aku sih asyik-asyik saja ibuku mau menghisap batang
kemaluanku saat kami masih di dalam mobil. Kami berciuman dan
melanjutkan perjalanan pulang dan kemudian tidur seranjang dan “bermain”
lagi. Kami berdua terus melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain.
Sejak persetubuhan kami yang pertama, sebulan kemudian ibuku merasa dia
hamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh denganku, ibu sudah lebih
dari 3 bulan tidak bersetubuh dengan ayahku, karena memang ayahku
terlalu sibuk dengan perusahaan, dan hotel-hotelnya. Ibuku bilang ibu
hamil olehku karena selain dengan ayahku dan aku, ibu belum pernah
perhubungan seks dengan lelaki lain. Ibu menggugurkan kandungannya
karena dia tidak mau punya bayi dari aku, aku pun tidak mau mempunyai
bayi dari rahim ibuku. Tapi kami masih terus melakukannya lagi dan
selalu tidur bersama bila adik dan pembantuku sudah tidur. Persetubuhan
dan hubungan kami berjalan lancar selama dua tahun tanpa ada yang curiga
atau mengetahuinya. Sampai suatu hari, bulan Oktober 2000 ibuku telah
berumur 41 tahun, tapi tubuh dan wajahnya masih tetap fit, dan seksi,
walaupun ada sedikit keriput dan lipatan kecil di wajahnya, namun semua
itu malah menjadikan ibuku makin sensual dan dewasa. Sedangkan aku
berumur 20 tahun. Suatu hari aku dan ibuku mulai merasakan
getara-getaran dan keinginan untuk bercinta lagi. Malam itu pembantu
kami pulang ke kampungnya dan adik perempuanku belum pulang. Aku yang
merasa bebas mulai merayu dan menggoda ibuku, dan ibu pun menanggapi
rayuanku dengan sensualitas yang ibu punya. Kami kemudian telah
berpelukan mesra dan berciuman dengan hotnya, sambil berciuman kami
membuka pakaian kami dan tanpa sadar kami telah telanjang. Setelah
melakukan oral seks yang ibuku sangat senangi, aku mulai menusuk lubang
kemaluan ibuku dengan batang kejantananku yang menurut ibu makin nikmat.
Aku terus menggoyang pingulku naik turun dan ibu mengimbanginya dengan
goyangan pinggulnya, setelah beberapa saat ibuku mencapai orgasmenya
yang kedua setelah pada oral seks tadi ibu telah orgasme. Saat itu
posisiku sedang menindih tubuh ibuku yang kelelahan karena ibuku baru
orgasme, aku terus menggoyang pinggulku mengocok batang kemaluanku di
dalam lubang kemaluan ibu, dan mungkin karena staminanya yang mulai
berkurang ibuku hanya pasrah, aku mengocok terus dan membiarkan aku
menusuk lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku yang besar. Tanpa
aku sadari ibuku melirik ke arah pintu kamar, dan ternyata disitu telah
berdiri asyik perempuan yang sedang memperhatikan kegiatan kami. Aku
kaget tapi nafsuku masih mengalahkan rasa kagetku dengan kenikmatan
lubang kemaluan ibuku yang masin basah. Ibuku menyuruhku memperlambat
tusukanku. Dengan masih pada posisiku menindih tubuhku ibu bilang,
“Sayang.. tuh ada Vika kalau dia mau kamu terusin aja sama Vika, Mami
mau istirahat dulu,” aku masih menggoyang pinggulku namun sekarang
dengan perlahan. Ibuku bilang, “Vika sayang, sini kita gabung aja
sekalian..” ajak ibuku pada adikku. Aku pun seperti mendapat angin
bilang pada asyikku, “Vik.. kalo enggak mau aku habiskan sama Mami
aja..” sambil mengerang kenikmatan. Seperti dihipnotis, adikku Vika yang
baru masuk kuliah berjalan menuju ke arah kami berdua, dan ibu
menyuruhku agar aku mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya.
Saat kucabut, batang kemaluanku berdenyut karena sedang enak-enaknya
dijepit, harus dicabut. Ibuku kemudian menuju Vika yang sudah berada di
samping tempat tidur, kemudian menciumnya dan meremas payudara adikku
itu, dan sepertinya Vika setuju. Kemudian dia naik ke ranjang, dan aku
pun mencium bibir Vika. Hangat dan penuh sensasi saat kucium bibir
adikku. Aku mencoba meremas payudaranya yang agak kecil dibanding ibuku,
tapi terasa payudara Vika lebih kencang dan padat. Aku meminta dia
membuka kaos ketatnya, memang Vika adalah gadis masa kini, wajahnya
cantik dengan kulit yang halus dan mulus, juga putih dan bersih.
Rambutnya hitam sepunggung dan tubuhnya yang tinggi semampai, lebih
tinggi dari ibuku dan pinggul yang tidak terlalu besar, tapi mempunyai
payudara yang serasi dengan tubuhnya yang seksi. Ukuran bra-nya mungkin
34B, karena terlihat saat dia melepaskan kaosnya terlihat dadanya yang
busung ke depan dan terlihat sangat indah. Vika tersenyum saat melihat
batang kemaluanku yang besar dan berdenyut, aku mengira Vika sudah tidak
perawan lagi, karena saat dia mulai menghisap batang kemaluanku, dia
terlihat tidak kaku dan sangat profesional. Bibir dan mulutnya yang
kecil seakan tidak muat untuk melahap batang kemaluanku yang besar,
hisapannya kuat dan nikmat walau tidak sekuat dan senikmat hisapan
ibuku. Vika terus mengocok dan menghisap batang kemaluanku sementara aku
mendesah dan meringis keenakan menikmati sedotan adikku, dan sambil
kubelai rambutnya. Setelah Vika puas, aku kemudian membaringkan tubuhnya
di sebelah ibuku yang hanya memperhatikan kedua anaknya berhubungan
seks. Aku membuka bra Vika, dan keluarlah gunung kembar Vika yang putih
dan kencang dengan puting yang masih merah segar. Kuremas gemas payudara
Vika sambil kuhisap putingnya, adikku hanya melenguh dan mendesah pelan
saat kuhisap dan gigit kecil puting susunya. Aku jadi bingung, dia mau
tidak kalau aku setubuhi. Aku yang tadi hampir orgasme di lubang
kemaluan ibuku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lubang kemaluan
Vika. Dengan agak kasar kubuka celana panjangnya dan CD-nya sekaligus,
Vika menjerit kecil dan ibu mengingatkanku agar tidak kasar pada adikku.
Aku melihat pemandangan yang sangat indah tidak kalah indahnya saat aku
pertama kali melihat pemandangan indah selangkangan milik ibuku dulu.
Lubang kemaluan adikku dipenuhi bulu-bulu halus yang lebat tapi tertata
rapi. Aku sudah tidak tahan lagi, kuhisap dan kujilat lubang kemaluan
milik adikku itu, Vika mengejang dan bergetar saat kujilat klitorisnya,
dia mulai mendesah kenikmatan, dan ternyata Vika lebih cepat orgasme
dibanding ibuku. Terlihat saat kujilat dan kuhisap lubang kemaluannya,
lubang kemaluannya mengeluarkan cairan kental hangat yang langsung
kuhisap habis. Setelah kuhisap semua cairan lubang kemaluan adikku, aku
bangun dan kemudian berlutut tepat di selangkangan Vika. Aku mengangkat
pinggul Vika sedikit, dan dengan agak berjongkok dengan tumpuan di
lututku, pantat Vika kusimpan di dadaku hingga lubang kemaluan Vika
tepat berada di depan batang kemaluanku yang terus berdenyut. Dengan
sedikit seret dan dorongan yang agak keras, kumasukkan batang kemaluanku
ke dalam lubang kemaluan adikku yang masih terasa seret dan menggigit.
Kenikmatan otot lubang kemaluan dan seretnya liang senggama Vika memang
lebih nikmat dari lubang kemaluan ibuku, namun aku merasakan sensasi
yang lebih dasyat saat aku menyetubuhi ibuku. Ternyata Vika saat aku
“garap” tubuhnya hanya diam dan mendesah kecil, saat batang kemaluanku
penuh mengisi lubang kemaluannya, Vika mulai menggila. Desahannya malah
semakin keras dan sensual. Tubuhnya bergoyang seperti penari ular, dan
goyangan pinggulnya bergoyang sangat dahsyat. Aku yang tadi akan
menguasai “permainan” hampir kalah dan dikuasai oleh Vika. Beberapa saat
Vika menguasai permainan kami. Dengan posisi yang sama saat kutusuk
batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vika, Vika langsung menguasai
permainan, pahanya dijepitkan ke pinggangku, pinggulnya berputar
membuat batang kemaluanku yang ada dalam lubang kemaluan Vika seperti
dipilin-pilin nikmat. Akh.. gila juga adikku ini. Aku terus memompa
pinggulku meladeni putaran pinggul Vika, dan tanganku mulai beroperasi,
payudara Vika yang terus bergoyang kuremas dan kumainkan puting susu
Vika dengan jariku. Vika mendesah dan terus menjerit kecil saat
permainan mulai kukuasai kembali, sambil kukocok batang kemaluanku di
lubang kemaluan Vika, tanganku meremas dan memainkan puting Vika.
Sementara kuhisap dan ciumi bibir Vika yang sensual, tipis dan merah
menantang. Sesekali kuhisap putingnya yang membuat dia merem-melek, dan
posisi itu berubah dengan Vika menungging dan aku menusuk dari belakang.
Dengan posisi ini aku lebih leluasa meremas payudara Vika yang
menggantung, pinggulnya kembali berputar dan maju-mundur mengimbangi
kocokan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang makin basah
dan nikmat. Kemudian gerakan Vika makin cepat, erangan dan desahan Vika
makin kuat dan keras. Vika meraih tanganku dan meletakkannya di
payudaranya agar aku meremasnya. Dengan goyangan pinggul yang dasyat,
tubuh Vika mengejang dan bergetar, dan dia memekik tertahan dan
kurasakan cairan hangat membanjiri lubang kemaluan Vika dan membasahi
batang kemaluanku tanda Vika sedang orgasme. Tiba-tiba tubuhnya yang
tadi liar tergeletak lunglai. Aku melihat mata Vika terpejam saat kucium
lehernya, sedangkan goyanganku pun aku perlambat agar Vika merasakan
semua kenikmatan yang dia baru rasakan. Kubelai pinggangnya dan
pinggulnya, dan dengan sekali gerakan kuputar tubuh Vika sehingga posisi
kami kembali berhadapan tanpa aku mencabut batang kemaluanku di dalam
lubang kemaluan Vika. Aku merasakan jepitan yang sangat nikmat saat
kuputar tubuh adikku tadi. Kini kaki Vika kusandarkan di bahuku, hingga
dia benar-benar mengangkang, dan dengan leluasa kuhabiskan sisa-sisa
tenagaku untuk menghabisinya di dalam lubang kemaluan adikku. Tidak lama
dalam batang kemaluanku ada desakan dari dalam, dan.. “Cret.. cret..
creet..” air maniku tumpah di dalam lubang kemaluan Vika. Saat itu aku
mendesah dan mengerang keenakan. Lalu kurebahkan tubuhku di atas tubuh
Vika dan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu kucium lembut dan
mesra bibir Vika, dan Vika pun membalas ciumanku, kami berciuman dengan
mesra. Keringat kami membasahi tempat tidur dan kemudian ada suara,
“Aduh ini anak Mami, keasyikan main sampai Mami dilupain gini..” sahut
mami menggoda kami berdua yang memang dari tadi lupa kalau di sebelah
kami berdua ada mami yang masih telanjang dan menonton aksi kami
kakak-adik bertempur. Aku langsung mencabut batang kemaluanku dari
lubang kemaluan Vika yang basah kuyub, dan kemudian ibu mengulum batang
kemaluanku, membersihkan cairan maniku dan cairan lubang kemaluan Vika.
Aku dan Vika tersenyum pada mami, dan kami kemudian berbaring di satu
ranjang, dengan aku di tengah mereka. “Vik.. ternyata kamu kuda liar
juga, padahal waktu gue garap body lo, lo diem aja..” godaku pada
adikku. Vika hanya tersenyum dan bilang, “Mam.. makasih udah ngajak Vika
gabung, kalo enggak rugi Vika enggak tau kalau Kak Bobi dasyat
banget..” Kami bertiga pun tertawa, lalu ibuku bilang, “Bob, kalau Mami
capek atau kalau ada Papi, kamu tidur sama Vika saja, asal jangan ribut
banget saja kayak tadi..” Aku cuma senyum kecil sambil kucium adikku.
“Dan kalo enggak ada Papi kita tidur bertiga aja..” ajak Vika. Aku
sangat setuju dengan ajakan Vika. Kami bertiga tidur seranjang hingga
pagi, dan pagi hari kami main lagi bertiga di dapur. Mulai saat itu kami
terus melakukannya sampai sekarang, dimana kami mau dan kapan kami mau
kami pasti melakukannya, dengan motto kapan saja, dimana saja kami
bermain. Sekitar dua bulan setelah aku main pertama kali dengan Vika,
dan saat kami bersetubuh, Vika bilang kalau dia lagi hamil dua bulan.
Dia bilang dia hamil sama aku, soalnya dulu waktu pertama kali
berhubungan, dia itu lupa bilang kalau dia biasa main sama cowoknya,
cowoknya harus pakai kondom, sedangkan dulu aku “muncratin” maniku di
dalam lubang kemaluan Vika. Jadi, pertama aku hamili ibuku yang
digugurkan, sekarang aku hamili adikku, dan dia bilang mau digugurkan
dan aku setuju sekali, soalnya aku tidak mau punya anak dari adikku dan
Vika tidak mau punya anak dari aku, kakaknya. Gila..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar