src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js" type="text/javascript">

Minggu, 18 Oktober 2015

Cerita Sex 2015 | ngentot Sekeluarga

Hallo netter, namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di Bandung, dan tinggal di rumah di kawasan sejuk dan elite di kawasan Bandung utara dengan ibu, adik dan pembatuku. Sejak SMA aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Bandung, sementara ibu dan ayahku tinggal di Surabaya karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Jawa Timur. Dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal di Surabaya, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan
Bandung karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir. Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang menunggu pengumuman hasil UMPTN di Bandung, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, memintaku untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang pandai sekali merawat tubuhnya dengan senam/aerobik dan renang, sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dan dada yang masih terlihat padat dan berisi. Walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan, hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan. Aku mulai memperhatikan ibuku, karena setiap kujemput dari tempat senamnya, ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesai dan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan dandanan seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat berisi. Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, aku tidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah aku tanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna, dan bilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangan senam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna, karena aku tidak mau ibuku menunggu terlalu lama. Saat sampai di sana, wow.. aku melihat ibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada perut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi itu terlihat dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku menghampiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar. Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya, dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar kemaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya. Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang duduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudara ibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombang atau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan kaos oblong yang agak ketat dan celana panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu, terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat sauna. “Bob.. kok kamu diem aja, dan kenapa celana kamu sayang..?” tanya ibuku mengagetkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku. “Enggak Mi.. enggak,” jawabku gugup. Kami pun sampai di rumah agak malam, karena aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur. Malam itu aku tidak dapat tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati, dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarangnya. Gila pikirku lagi. Mau mencari cewek malam sih bisa saja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku. Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintunya, aku melihat ibuku tidur telentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek yang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai. Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi. Dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku, dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah “burung perkasa”-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasan tanganku ke payudara ibuku. Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu, ibu terbangun. “Bobi.. kamu.. apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang..” sahut ibuku dengan suara pelan. Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku. Aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku, kemudian aku kabur atau dia membunuhku. “Cukup Bobi.. hentikan sayang.. akh..” kata ibuku. Tapi yang membuatku aneh, ibu sama sekali tidak menolak dan berontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas, dan malah mendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasa burungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, dan ternyata itu adalah paha ibuku yang mulus. “Sayang kalau kamu mau.. bilang aja terus terang.. Mami mau kok..” kata ibuku di antara desahannya. Aku kaget setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukan seperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya, dan kemudian berlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudah sangat keras, dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm. Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka kaos yang ibu pakai, dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai. Dan satelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yang besar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibu dengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karena kuhisap. Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas, karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat. “Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini..” kata ibuku sambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap dan memainkannya dengan lidahku. Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Aku melihat CD yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium CD ibuku tepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya. Dengan cepat kutarik CD ibu dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu. Dan dengan naluri laki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu. Kujilat klitoris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya. Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu terlihat sangat lelah. Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,” Dan tanpa di komando dua kali, aku kemudian duduk di sebalah wajah ibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang sudah sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku, tapi dia tidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antara mulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja. Aku sudah tidak tahan lagi, dan kemudian kudorong kepala ibuku dan dengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Dengan cepat dan liar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi dan, “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotkan di dalam mulut ibuku. Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisa air maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat. Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremas batang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar, kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibir lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang. “Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya..” kata ibuku pasrah. Kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalam lubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk, kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batang kemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku. Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubang kemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku. Gila.., meski aku pernah ML dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulku naik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyat dan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di atasku hingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekali kenikmatan yang ibu berikan kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dan gerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat. Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannya semakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam di dalam lubang kemaluan ibuku. Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak. Dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluan ibuku, “Cret.. crett.. cret..” air maniku menghambur di dalam lubang kemaluan ibuku. Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan. Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu mencium bibirku dan berkata, “Sayang.. Mami lupa kalo Mami enggak pake kontrasepsi. Tadi Mami mau bilang kalo kamu orgasme biar di mulut Mami aja.. tapi Mami kagok..” Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih menindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkan itu. Pagi harinya saat aku bangun ibuku sudah tidak ada di sebelahku, dan kemudian aku berpakaian dan menuju dapur mencari ibuku, dan kulihat ibuku tengah menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih SMP. Aku bingung dan segan karena ibuku seakan-akan malam tadi tidak terjadi apa-apa di antara kami, padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri tadi malam. Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempat dia senam, dan saat perjalanan pulang kami mengobrol tentang persetubuhan kami tadi malam, dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian itu. Tiba-tiba saat mobil kami sedang berada di jalan yang sepi dan agak gelap, ibuku menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja. Setelah mobil di pinggirkan, dengan ganas ibuku mengulumku. Kemudian membuka celanaku dan menghisap batang kemaluanku yang sudah keras saat ibuku mengulum bibirku tadi. Aku hanya terengah-engah merasakan batang kemaluanku dihisap oleh ibuku sambil mengocoknya, dan beberapa saat kemudian.. “Cret.. cret.. crett..” maniku menyembur di dalam mulut ibuku, dan dia menelan habis maniku walaupun ada sedikit yang meleler keluar. Ibuku kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes di tangannya dan batang kemaluannku. Tak kusangka ibuku kembali menelan calon-calon cucunya ke dalam perutnya. Tapi aku sih asyik-asyik saja ibuku mau menghisap batang kemaluanku saat kami masih di dalam mobil. Kami berciuman dan melanjutkan perjalanan pulang dan kemudian tidur seranjang dan “bermain” lagi. Kami berdua terus melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain. Sejak persetubuhan kami yang pertama, sebulan kemudian ibuku merasa dia hamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh denganku, ibu sudah lebih dari 3 bulan tidak bersetubuh dengan ayahku, karena memang ayahku terlalu sibuk dengan perusahaan, dan hotel-hotelnya. Ibuku bilang ibu hamil olehku karena selain dengan ayahku dan aku, ibu belum pernah perhubungan seks dengan lelaki lain. Ibu menggugurkan kandungannya karena dia tidak mau punya bayi dari aku, aku pun tidak mau mempunyai bayi dari rahim ibuku. Tapi kami masih terus melakukannya lagi dan selalu tidur bersama bila adik dan pembantuku sudah tidur. Persetubuhan dan hubungan kami berjalan lancar selama dua tahun tanpa ada yang curiga atau mengetahuinya. Sampai suatu hari, bulan Oktober 2000 ibuku telah berumur 41 tahun, tapi tubuh dan wajahnya masih tetap fit, dan seksi, walaupun ada sedikit keriput dan lipatan kecil di wajahnya, namun semua itu malah menjadikan ibuku makin sensual dan dewasa. Sedangkan aku berumur 20 tahun. Suatu hari aku dan ibuku mulai merasakan getara-getaran dan keinginan untuk bercinta lagi. Malam itu pembantu kami pulang ke kampungnya dan adik perempuanku belum pulang. Aku yang merasa bebas mulai merayu dan menggoda ibuku, dan ibu pun menanggapi rayuanku dengan sensualitas yang ibu punya. Kami kemudian telah berpelukan mesra dan berciuman dengan hotnya, sambil berciuman kami membuka pakaian kami dan tanpa sadar kami telah telanjang. Setelah melakukan oral seks yang ibuku sangat senangi, aku mulai menusuk lubang kemaluan ibuku dengan batang kejantananku yang menurut ibu makin nikmat. Aku terus menggoyang pingulku naik turun dan ibu mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya, setelah beberapa saat ibuku mencapai orgasmenya yang kedua setelah pada oral seks tadi ibu telah orgasme. Saat itu posisiku sedang menindih tubuh ibuku yang kelelahan karena ibuku baru orgasme, aku terus menggoyang pinggulku mengocok batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan ibu, dan mungkin karena staminanya yang mulai berkurang ibuku hanya pasrah, aku mengocok terus dan membiarkan aku menusuk lubang kemaluannya dengan batang kemaluanku yang besar. Tanpa aku sadari ibuku melirik ke arah pintu kamar, dan ternyata disitu telah berdiri asyik perempuan yang sedang memperhatikan kegiatan kami. Aku kaget tapi nafsuku masih mengalahkan rasa kagetku dengan kenikmatan lubang kemaluan ibuku yang masin basah. Ibuku menyuruhku memperlambat tusukanku. Dengan masih pada posisiku menindih tubuhku ibu bilang, “Sayang.. tuh ada Vika kalau dia mau kamu terusin aja sama Vika, Mami mau istirahat dulu,” aku masih menggoyang pinggulku namun sekarang dengan perlahan. Ibuku bilang, “Vika sayang, sini kita gabung aja sekalian..” ajak ibuku pada adikku. Aku pun seperti mendapat angin bilang pada asyikku, “Vik.. kalo enggak mau aku habiskan sama Mami aja..” sambil mengerang kenikmatan. Seperti dihipnotis, adikku Vika yang baru masuk kuliah berjalan menuju ke arah kami berdua, dan ibu menyuruhku agar aku mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Saat kucabut, batang kemaluanku berdenyut karena sedang enak-enaknya dijepit, harus dicabut. Ibuku kemudian menuju Vika yang sudah berada di samping tempat tidur, kemudian menciumnya dan meremas payudara adikku itu, dan sepertinya Vika setuju. Kemudian dia naik ke ranjang, dan aku pun mencium bibir Vika. Hangat dan penuh sensasi saat kucium bibir adikku. Aku mencoba meremas payudaranya yang agak kecil dibanding ibuku, tapi terasa payudara Vika lebih kencang dan padat. Aku meminta dia membuka kaos ketatnya, memang Vika adalah gadis masa kini, wajahnya cantik dengan kulit yang halus dan mulus, juga putih dan bersih. Rambutnya hitam sepunggung dan tubuhnya yang tinggi semampai, lebih tinggi dari ibuku dan pinggul yang tidak terlalu besar, tapi mempunyai payudara yang serasi dengan tubuhnya yang seksi. Ukuran bra-nya mungkin 34B, karena terlihat saat dia melepaskan kaosnya terlihat dadanya yang busung ke depan dan terlihat sangat indah. Vika tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang besar dan berdenyut, aku mengira Vika sudah tidak perawan lagi, karena saat dia mulai menghisap batang kemaluanku, dia terlihat tidak kaku dan sangat profesional. Bibir dan mulutnya yang kecil seakan tidak muat untuk melahap batang kemaluanku yang besar, hisapannya kuat dan nikmat walau tidak sekuat dan senikmat hisapan ibuku. Vika terus mengocok dan menghisap batang kemaluanku sementara aku mendesah dan meringis keenakan menikmati sedotan adikku, dan sambil kubelai rambutnya. Setelah Vika puas, aku kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah ibuku yang hanya memperhatikan kedua anaknya berhubungan seks. Aku membuka bra Vika, dan keluarlah gunung kembar Vika yang putih dan kencang dengan puting yang masih merah segar. Kuremas gemas payudara Vika sambil kuhisap putingnya, adikku hanya melenguh dan mendesah pelan saat kuhisap dan gigit kecil puting susunya. Aku jadi bingung, dia mau tidak kalau aku setubuhi. Aku yang tadi hampir orgasme di lubang kemaluan ibuku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke lubang kemaluan Vika. Dengan agak kasar kubuka celana panjangnya dan CD-nya sekaligus, Vika menjerit kecil dan ibu mengingatkanku agar tidak kasar pada adikku. Aku melihat pemandangan yang sangat indah tidak kalah indahnya saat aku pertama kali melihat pemandangan indah selangkangan milik ibuku dulu. Lubang kemaluan adikku dipenuhi bulu-bulu halus yang lebat tapi tertata rapi. Aku sudah tidak tahan lagi, kuhisap dan kujilat lubang kemaluan milik adikku itu, Vika mengejang dan bergetar saat kujilat klitorisnya, dia mulai mendesah kenikmatan, dan ternyata Vika lebih cepat orgasme dibanding ibuku. Terlihat saat kujilat dan kuhisap lubang kemaluannya, lubang kemaluannya mengeluarkan cairan kental hangat yang langsung kuhisap habis. Setelah kuhisap semua cairan lubang kemaluan adikku, aku bangun dan kemudian berlutut tepat di selangkangan Vika. Aku mengangkat pinggul Vika sedikit, dan dengan agak berjongkok dengan tumpuan di lututku, pantat Vika kusimpan di dadaku hingga lubang kemaluan Vika tepat berada di depan batang kemaluanku yang terus berdenyut. Dengan sedikit seret dan dorongan yang agak keras, kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan adikku yang masih terasa seret dan menggigit. Kenikmatan otot lubang kemaluan dan seretnya liang senggama Vika memang lebih nikmat dari lubang kemaluan ibuku, namun aku merasakan sensasi yang lebih dasyat saat aku menyetubuhi ibuku. Ternyata Vika saat aku “garap” tubuhnya hanya diam dan mendesah kecil, saat batang kemaluanku penuh mengisi lubang kemaluannya, Vika mulai menggila. Desahannya malah semakin keras dan sensual. Tubuhnya bergoyang seperti penari ular, dan goyangan pinggulnya bergoyang sangat dahsyat. Aku yang tadi akan menguasai “permainan” hampir kalah dan dikuasai oleh Vika. Beberapa saat Vika menguasai permainan kami. Dengan posisi yang sama saat kutusuk batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vika, Vika langsung menguasai permainan, pahanya dijepitkan ke pinggangku, pinggulnya berputar membuat batang kemaluanku yang ada dalam lubang kemaluan Vika seperti dipilin-pilin nikmat. Akh.. gila juga adikku ini. Aku terus memompa pinggulku meladeni putaran pinggul Vika, dan tanganku mulai beroperasi, payudara Vika yang terus bergoyang kuremas dan kumainkan puting susu Vika dengan jariku. Vika mendesah dan terus menjerit kecil saat permainan mulai kukuasai kembali, sambil kukocok batang kemaluanku di lubang kemaluan Vika, tanganku meremas dan memainkan puting Vika. Sementara kuhisap dan ciumi bibir Vika yang sensual, tipis dan merah menantang. Sesekali kuhisap putingnya yang membuat dia merem-melek, dan posisi itu berubah dengan Vika menungging dan aku menusuk dari belakang. Dengan posisi ini aku lebih leluasa meremas payudara Vika yang menggantung, pinggulnya kembali berputar dan maju-mundur mengimbangi kocokan batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang makin basah dan nikmat. Kemudian gerakan Vika makin cepat, erangan dan desahan Vika makin kuat dan keras. Vika meraih tanganku dan meletakkannya di payudaranya agar aku meremasnya. Dengan goyangan pinggul yang dasyat, tubuh Vika mengejang dan bergetar, dan dia memekik tertahan dan kurasakan cairan hangat membanjiri lubang kemaluan Vika dan membasahi batang kemaluanku tanda Vika sedang orgasme. Tiba-tiba tubuhnya yang tadi liar tergeletak lunglai. Aku melihat mata Vika terpejam saat kucium lehernya, sedangkan goyanganku pun aku perlambat agar Vika merasakan semua kenikmatan yang dia baru rasakan. Kubelai pinggangnya dan pinggulnya, dan dengan sekali gerakan kuputar tubuh Vika sehingga posisi kami kembali berhadapan tanpa aku mencabut batang kemaluanku di dalam lubang kemaluan Vika. Aku merasakan jepitan yang sangat nikmat saat kuputar tubuh adikku tadi. Kini kaki Vika kusandarkan di bahuku, hingga dia benar-benar mengangkang, dan dengan leluasa kuhabiskan sisa-sisa tenagaku untuk menghabisinya di dalam lubang kemaluan adikku. Tidak lama dalam batang kemaluanku ada desakan dari dalam, dan.. “Cret.. cret.. creet..” air maniku tumpah di dalam lubang kemaluan Vika. Saat itu aku mendesah dan mengerang keenakan. Lalu kurebahkan tubuhku di atas tubuh Vika dan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan itu kucium lembut dan mesra bibir Vika, dan Vika pun membalas ciumanku, kami berciuman dengan mesra. Keringat kami membasahi tempat tidur dan kemudian ada suara, “Aduh ini anak Mami, keasyikan main sampai Mami dilupain gini..” sahut mami menggoda kami berdua yang memang dari tadi lupa kalau di sebelah kami berdua ada mami yang masih telanjang dan menonton aksi kami kakak-adik bertempur. Aku langsung mencabut batang kemaluanku dari lubang kemaluan Vika yang basah kuyub, dan kemudian ibu mengulum batang kemaluanku, membersihkan cairan maniku dan cairan lubang kemaluan Vika. Aku dan Vika tersenyum pada mami, dan kami kemudian berbaring di satu ranjang, dengan aku di tengah mereka. “Vik.. ternyata kamu kuda liar juga, padahal waktu gue garap body lo, lo diem aja..” godaku pada adikku. Vika hanya tersenyum dan bilang, “Mam.. makasih udah ngajak Vika gabung, kalo enggak rugi Vika enggak tau kalau Kak Bobi dasyat banget..” Kami bertiga pun tertawa, lalu ibuku bilang, “Bob, kalau Mami capek atau kalau ada Papi, kamu tidur sama Vika saja, asal jangan ribut banget saja kayak tadi..” Aku cuma senyum kecil sambil kucium adikku. “Dan kalo enggak ada Papi kita tidur bertiga aja..” ajak Vika. Aku sangat setuju dengan ajakan Vika. Kami bertiga tidur seranjang hingga pagi, dan pagi hari kami main lagi bertiga di dapur. Mulai saat itu kami terus melakukannya sampai sekarang, dimana kami mau dan kapan kami mau kami pasti melakukannya, dengan motto kapan saja, dimana saja kami bermain. Sekitar dua bulan setelah aku main pertama kali dengan Vika, dan saat kami bersetubuh, Vika bilang kalau dia lagi hamil dua bulan. Dia bilang dia hamil sama aku, soalnya dulu waktu pertama kali berhubungan, dia itu lupa bilang kalau dia biasa main sama cowoknya, cowoknya harus pakai kondom, sedangkan dulu aku “muncratin” maniku di dalam lubang kemaluan Vika. Jadi, pertama aku hamili ibuku yang digugurkan, sekarang aku hamili adikku, dan dia bilang mau digugurkan dan aku setuju sekali, soalnya aku tidak mau punya anak dari adikku dan Vika tidak mau punya anak dari aku, kakaknya. Gila..!

Tidak ada komentar: