src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js" type="text/javascript">

Senin, 20 November 2017

Istri Sayang Istriku Jalang Terbaru

Namaku Andi, umurku 30tahun. Aku memiliki wajah yg lumayan ganteng. Tinggiku 170 cm, beratku 64 kg. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota Jakarta.


Aku tergolong karyawan yang rajin dan pandai, Bosku sangat menyukaiku sampai-sampai dia menganggapku sebagai anaknya. Maklum karena dia tidak mempunyai anak laki-laki. Dia hanya mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Vina.

Bosku berusia sekitar 70 tahun dan dia sudah sakit sakitan, yang terakhir telah di diagnosa oleh dokter adalah kanker paru-paru. Karena dia tidak mempunyai anak laki-laki dan dia sangat cemas dengan keadaan putrinya bila dia nanti telah tiada, maka akhirnya dia menjodohkanku dengan putrinya sendiri. Aku dan Vina akhirnya menikah setahun yang lalu.

Aku merasa sangat beruntung karena mendapatkan seorang wanita yang cantik dan juga mempunyai perusahaan yang besar. Pada malam pertama, aku sudah tidak sabar lagi untuk segera meniduri istriku dan menikmati badannya yang perfect itu meskipun aku tahu bahwa dia sebenarnya sudah tidak perawan lagi, karena dia besar di luar negeri. Tetapi itu juga bukan masalah buatku yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang sangat liberal karena sayapun telah di kirim ke luar negeri oleh Papa saya sejak saya berumur 14 tahun.

Pada malam pertama setelah pesta perkawinan kami yang di selenggarakan di Hotel M di kota metropolitan ini, kami masuk ke suite kami yang sudah di sediakan oleh hotel M untuk kedua mempelai setelah pesta selesai. Aku pun sudah tidak sabar untuk mencumbu istriku.

Sesaat setelah kami memasuki ruangan suite, aku langsung memeluk istriku dari belakang yang masih memakai gaun pengantin dan menciumi lehernya. Tangan kananku menarik gaun pengantinnya ke atas dan mulai meraba-raba pahanya yang putih mulus. Dan tangan kiriku meremas toketnya. Tapi Vina bersikap dingin dan malah tiba-tiba Vina mengelak dan menarik tubuhnya dariku dan berkata,

“Sabar dulu kenapa sih, aku kan masih pake baju pengantin lagian aku juga capek sekali”

“Boleh nggak malem ini kita nggak ngapa-ngapain dulu? Aku sangat capek sekali, emangnya kamu ga capek apa?” tanyanya padaku.

“Ya udah kalo kamu capek, kita bisa melakukannya besuk malam lagi” kataku.

Lalu dia melepas gaun pengantinnya sampai hanya tinggal pakaian dalamnya, pantyhose, dan sexy high heel sandalnya saja yang tertinggal di badannya. Sungguh seksi sekali wanita ini, pikirku hingga kontan penisku bangun dan menjadi keras sekali.

Dia lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku hanya terduduk di sofa sambil mengelus-ngelus kontolku sendiri yang sudah tegang.

“Masa iya sih aku harus ngocok” pikirku dalam hati.

“Sabar aja deh besuk juga dapet, masa iya sih ga dapet aku kan udah jadi suaminya, mungkin makam ini dia benar2 capek” kataku dalam hati.

Akhirnya kami melewati malam itu tanpa ada excitement. Keesokan harinya waktu aku terbangun dari tempat tidurku, aku melihat ke samping ternyata dia sudah tidak ada di sebelahku. Lalu aku melihat ke sekeliling kamar, dia pun tidak ada. Lalu aku melihat note dari dia yang mengatakan bahwa dia sudah ada di cafe hotel sedang breakfast dan aku ditunggu di bawah untuk membicarakan sesuatu.

Aku pun bergegas mandi dan bersiap-siap untuk turun ke bawah. Dan akhirnya kutemui dia di bawah. Kulihat dia sedang duduk sendiri sambil menghisap rokok.

“Ngapain breakfast di sini, kok bukan di kamar aja?” tanyaku.

“Ada hal penting yang mau aku omongin sama kamu Ndi” jawabnya.

“Apa itu?” tanyaku.

“Sebenarnya aku ga mau nikah sama kamu, aku melakukan ini karena terpaksa karena permintaan terakhir papaku, kalo bukan karena dia aku ga bakalan nikah sama kamu” jawabnya malas-malasan.

“Terus mau kamu bagaimana sekarang?” tanyaku lagi.

“Ya kita pura2 jadi pasangan suami istri selama papaku masih hidup, lalu kita atur perceraian kita setelah papa meninggal, gimana?” kata Vina.

“Ga bisa gitu donk, emang kamu pikir segampang itu cerai” balasku.

“Cepat ato lambat aku musti cerai sama kamu, aku masih ingin bebas, dan aku minta kamu jangan ngomong macem2 sama papa…udah deh aku sekarang mau pulang, lagian kamu juga mesti ke kantor, entar malem kita ketemu di rumah dan kita bicarakan lagi hal ini, aku pusing banget nih” katanya dgn nada tak sabar.

Vina pun pergi meninggalkanku. Aku duduk terbengong untuk beberapa saat dengan pikiran sangat kacau. Dan setelah 2 jam aku bengong merenungi nasibku yang aneh ini, aku berfikir untuk tidak pergi ke kantor dan beinisiatif untuk pulang ke rumah dan menemui Vina untuk membicarakan hal ini lagi.

Sesampainya aku di rumah kami yang luas pemberian mertuaku, aku langsung masuk menuju rumah, dan ketika menaiki anak tangga menuju ke kamar tidur, aku mendengar suara musik dan mendengar 2 orang sedang berbicara dengan nada yang mendesah desah. Dengan berjalan sangat perlahan aku mencoba untuk mengintip. Disitu aku melihat istriku bersama Toni anak buahku di kantor sedang berpelukan dan berciuman.

Hatiku menjadi panas sekali apa lagi sebenarnya Toni adalah anak buahku yang paling aku benci. Awalnya aku ingin langsung masuk ke kamar untuk melabrak mereka tapi kuurungkan niatku, dengan tetap mengintip dan mencari posisi yang lebih baik supaya dapat melihat dengan jelas apa yang sedang mereka perbuat. Pelan pelan aku melihat mereka sedang berpelukan, berciuman dan tertawa-tawa kecil, lalu aku mendengar Toni bertanya pada Vina,

“Gimana malam pertamamu Vin, enak ga?”

“Aku ga ngapa-ngapain sama Andi, males banget, yg ada di otakku cuma kontolmu aja, aku kangen kamu Ton, aku pengen kamu dientot sama kamu Ton, aku sampe masturbasi di kamar mandi sambil membayangkan dientot sama kamu…hehehehe…” jawab Vina dgn tertawa nakal.

Aku ga nyangka kalo Vina yg kelihatannya seorang yg anggun itu ternyata seorang yg nakal dan binal.

“Kalo kamu kangen sama kontolku buruan diemut donk” kata Toni.

Lalu istriku jongkok dan membuka resleting celana Toni dan dikeluarkannya kontol Toni dari dalam celananya, lalu Vina menciumnya sambil dikocoknya perlahan hingga Toni mendesah. Perlahan kontol Toni menjadi sangat besar. Dan Vina pun mulai mengulum dan menjilati kepala hingga batangnya dan mengulumnya lagi, lalu tiba-tiba Toni menjambak rambut istriku dan berkata,

“Aaaahhh…perek, jilatin terus dasar kamu pelacur, jilat pelernya juga donk!”

Lalu Vina menjilat dan mengulum biji pelernya sambil mengocok kontol Toni, dan dengan mendesah desah. Kemudian Toni mengeluarkan kontolnya lalu dengan menjambak kasar rambut istriku, menampar-namparkan kontolnya ke muka istriku, lalu dengan rambut istriku dia mengelap kontolnya. Seterusnya Toni membuka celana berikut celana dalamnya, lalu dia duduk di atas ranjang dengan kaki diangkat ke atas, dia menjambak rambut istriku lalu dituntunnya muka dan hidung istriku ke daerah anusnya sambil berkata,

“Ayo perek…jilatin juga lobang pantatku..” Dengan perlahan Vina menjilati lubang anus Toni bahkan diapun menyedotnya dengan bersemangat.

Gila ternyata istriku adalah seorang maniak sex, mukanya yang anggun dan cantik itu serta bibirnya yang sensual sedang menjilati pantat laki-laki lain, pikirku hingga aku mulai menjadi horny dan penisku menjadi sangat keras.

“Gila istriku lagi dientot orang kog bisa2nya aku malah horny sih” pikirku.

Sambil mengintip, kubuka resletingku dan kumainkan sendiri kontolku yang sudah menegang itu sambil menikmati pemandangan terkutuk itu. Aku masih melihat istriku sedang menjilati anus Toni dengan masih berpakaian lengkap, blouse, rok yang sampai ke lutut dan sepasang sandal tinggi yang sexy di kakinya yang indah itu.

Sekarang kulihat Vina memasukkan tangan kanannya ke bawah roknya sambil berjongkok. Rupanya dia juga sudah tidak tahan hingga memasukkan tangannya sendiri ke dalam roknya, dan kukira pasti dia sedang memainkan memeknya sendiri. Sambil terus menjilat ia berkata,

“Aduh Ton memekku udah gatel banget nih pengen dientot kontolmu, ayo donk Ton mainkan memekku gantian”

Dengan sigapnya Toni lalu berdiri dan mengangkat istriku ke ranjang, dirobeknya baju istriku dan ditariknya rok istriku. Ternyata istriku sudah tidak mengenakan celana dalam.

Wow, betapa indahnya memek istriku, dengan jembut yang tercukur rapi dan bagian lubang yang bersih dan halus dan berwarna pink kemerahan tanpa bulu sehelai pun. Rupanya istriku sering pergi ke salon untuk di wax, dan dia pernah menceritakan kepada teman wanitanya yang kebetulan juga temanku bahwa dia pernah ke Japan untuk merawat vaginanya sehingga warnanya bisa berwarna pink kemerahan.

“Bangsat, betapa beruntungnya si Toni itu, aku saja yang suaminya belum pernah melihat dari jarak dekat memeknya”, umpatku dengan hati yang meluap-luap dan anehnya dengan disertai oleh nafsu birahi yang meluap-luap juga hingga makin kencang kukocok penisku. Rupanya dia sudah mempersiapkan hal ini sejak dia meninggalkan hotel pagi tadi.

“Dasar perempuan murahan…” pikirku.

Kemudian Toni mengangkat kaki istriku yang indah dan masih mengenakan sandal tingginya yang sexy itu lalu di taruhnya ke pundaknya. Dengan rakusnya Toni menjilati memek istriku, menyedotnya dan memasukkan lidahnya ke dalam memek istriku.

“Gilaaa…enak banget Tooonnn…aaahhhh…gigit itilku Tooonnn…aahhh…” desah Vina keenakan. Dan tubuhnya pun mulai bergetar dan mengejang sambil menjambak rambut Toni.

“Sodok memekku dgn lidahmu Tooonnn….sedot itilku lebih dalam lagiiii….aaaakuuu mau keluaaarrrr…aaaaaahhhhh…enak banget Tooonnn…” teriaknya sambil kakinya menjepit kepala Toni. Vina telah meraih orgasmenya. Tapi Toni tidak berhenti di situ saja, Toni tetap menjilati memek istriku dan sekarang bahkan mengangkat pinggul istriku lebih tinggi lagi, dan dia mulai ganti menjilati lubang anus istriku. Sambil jarinya memainkan di memek istriku dan sesekali dia memasukan ke dalamnya dan mulai mencoba untuk menggaruk G-spot istriku hingga istriku meracau.

“Oooohhhh Toooonnn…aku udah ga tahan nih Ton, memekku pgn kamu sodok dgn kontolmu…masukin sekarang yuks” pinta Vina memohon.

Kemudian dengan perlahan Toni memasukkan kontolnya ke dalam memek istriku, lalu setelah memasukan setengah dia mencabutnya kembali, lalu memasukannya lagi hingga istriku dengan liarnya berteriak. Kemudian Toni dengan keras menyodokkan seluruh batang kontolnya ke dalam memek istriku.

“Aaaahh gila enak banget kontolmu, gede banget, sodok memekku yang keras Ton, aaahh perkosa aku, tusuk memekku sampe tembus…” rancu istriku.

“Aaaahh aku pengen pipis nih Ton, memekku pengen pipis Ton gua nggak tahan nih…”

Tak lama terdengar rintihan Vina yang keras dari kamar,

“Aaaahhhh…aku keluaaaar lagiii…Tooonnn…nikmat banget rasanyaaa….”

Lalu Toni membalikkan tubuh Vina dengan posisi menungging sambil berkata,

“Kamu nungging donk Vin, aku pgn nyobain pantat kamu nih”

“Gila kamu jangan Ton, kontolmu besar banget, bisa robek pantatku, jangan please jangan donkk, pleasee!”

Tanpa menghiraukan permohonan istriku, Toni lalu mengambil lubrication dari kantong celananya dan mengoleskan ke giant penisnya dan dengan cepat di masukannya lah kontolnya ke lubang pantat istriku..

“Aah perih.. Ton perihh, gila sakitt, ahh udah Ton udah gua bisa mati Ron..”

“Tenang, Sebentar lagi pasti akan terasa enak” dan lama kelamaan istriku memang terlihat mulai menikmatinya.

“Ooooh ternyata enak Ton, terus pompa lubang anusku terus entotin..” jeritnya sambil terus memainkan vagina dan kelentitnya sendiri.

“Aah gua mau keluar lagi nih Ton, aahh aku keluar, enak Ton gilaa!”

“Sabar Vin, aku juga mau keluar nih, aah gila, enak banget pantat kamuuu, aah..”

Setelah selesai pertempuran mereka, mereka saling berpelukan. Tak lama kemudian Toni berpakaian lagi.

Pikiranku menjadi sangat kacau, tidak tahu apa yang musti kuperbuat setelah mengalami kejadian yang sangat aneh dan tidak masuk akal tersebut. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke club untuk minum dan menenangkan pikiran. Sekitar pukul 10 malam, baru aku memutuskan untuk kembali ke rumah dan untuk membicarakannya kepada istriku tentang kejadian yang kulihat siang tadi. Ahh, betapa jalangnya istriku.

Tamat



Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!

Tidak ada komentar: